Matraman

Hujan Iringi Kepergian Mustasyar NU Ponorogo, KH Husen Ali

Jumat, 4 September 2020 | 07:00 WIB

Hujan Iringi Kepergian Mustasyar NU Ponorogo, KH Husen Ali

Mustasyar PCNU Ponorogo, KH Husein Aly. (Foto: NOJ/Yoga)

Ponorogo, NU Online Jatim

Langit bumi Reog Kamis (3/9/2020) petang seolah tidak mampu menahan kepedihan atas wafatnya KH Husen Ali, innalillahi wainna ilahi rajiun.

Ā 

Hujan mengiringi kepergian Pengasuh PondokĀ  Pesantren Tachfidzul Qur’an (PPTQ) Al-Hasan, jalan Parang Menang, Patihan Wetan, Ponorogo tersebut.

Ā 

Almarhum dikenal pejuang Al-Qur'an dan menjadi sosok yang penting bagi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Cabang (PCNU) Ponorogo sebagai mustasyar. Kepergiannya menjadi duka bagi para santri dan tentu Nahdiyin atau warga NU.

Ā 

Sirojud Tholibin, Sekertaris Persatuan Alumni PPTQ Al Hasan mengatakan kepergian almagfirrah KH Husein Aly meninggalkan berjuta kenangan kepada dirinya dan para santri.

Ā 

"Beliau kalau mengajar sangat lembut, tidak pernah marah,"Ā  katanya saat ditemui di rumah duka.

Ā 

Gus Sirod sapaan akrab Sirojud mengungkap kepergian sang guru tentu membuatnya berduka. Apalagi Gus Sirod sendiri diangkat sebagai anak asuh semenjak kelas 4 sekolah dasar dan dididik selama 13 tahun.

Ā 

"Perjuangan beliau luar biasa di pengajaran Al-Qur'an dan di NU. Beliau pada tahun 80-an satu-satunya pengajar tadfidzul Qur'an di Karesidenan Madiun. Dan di NU, jika ada rapat dan kegiatan lainya kalau tidak repot pasti hadir," terangnya.

Ā 

Gus Sirod menambahkan bahwa sebelum wafat, almarhum memiliki keinginan mewujudkan sebuah masjid hafidz Qur'an. Dimulai dari penabuh bedug, muadzin, imam, khatib, ta'mir harus hafidz Qur'an.

Ā 

"Ini tentu menjadi pekerjaan rumah kita bersama sebagai santrinya," ungkapnya.

Ā 

Sementara itu, di rumah duka tokoh pejuang NU ini, para pengasuh pondok pesantren salaf hadir dan mendoakan. Mereka ingin memberikan penghormatan terakhir.