Matraman

Direktur KMI Al-Anwar Pacitan: NU Online Garda Terdepan Dakwah Digital

Senin, 14 Juli 2025 | 09:00 WIB

Direktur KMI Al-Anwar Pacitan: NU Online Garda Terdepan Dakwah Digital

Direktur Kulliyatul Mu'allimin Al-Islamiyah (KMI) Pondok Pesantren Modern Al-Anwar Pacitan, Ali Musthofa. (Foto: NOJ/Anwar)

Pacitan, NU Online Jatim

Hari lahir NU Online menjadi momentum penting untuk merefleksikan peran strategis media Nahdlatul Ulama di era digital. Direktur Kulliyatul Mu'allimin Al-Islamiyah (KMI) Pondok Pesantren Modern Al-Anwar Pacitan, Ali Musthofa, menyoroti eksistensi NU Online sebagai garda terdepan dakwah digital NU sekaligus benteng narasi Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) di tengah derasnya arus informasi.

 

Ali Musthofa menyampaikan rasa syukurnya atas keberadaan NU Online. Ia menambahkan bahwa NU Online memberikan warna tersendiri di tengah arus informasi yang kerap membingungkan dan abu-abu.

"Hari lahir menandai eksistensi yang layak disyukuri. Dari tahun ke tahun, usia yang bertambah seharusnya membawa kematangan dan perkembangan yang lebih baik," ujarnya kepada kepada NU Online Jatim, Ahad (13/07/2025),

 

Meski demikian, Ali Musthofa tidak menampik adanya tantangan dalam dakwah digital NU saat ini. Ia mengamati bahwa geliat dakwah digital NU masih terlihat lebih dominan di lingkungan lembaga-lembaga pendidikan. Tantangan terbesar yang dihadapi adalah penguatan literasi digital.

 

"Sementara itu, media-media di bawah NU belum banyak menunjukkan pergerakan yang masif. Kontennya pun masih cenderung dikonsumsi oleh kalangan sendiri. Literasi ini menjadi bekal utama bagi siapa pun yang ingin hadir dan berdampak di ruang publik digital, terlebih di tengah era banjir informasi," tegasnya.

 

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Ali Musthofa mengusulkan beberapa langkah konkret. Pertama, meningkatkan kapasitas jurnalistik warga NU, khususnya generasi muda. Kedua, memperluas jaringan kontributor dari berbagai daerah agar pemberitaan semakin variatif dan merata. Ketiga, mengembangkan proyek media dakwah berbasis digital yang tidak harus membawa nama ‘NU’ secara langsung, tetapi berisi konten yang mencerminkan nilai-nilai Aswaja. 

 

"Perlu diakui bahwa sentimen terhadap NU, baik positif maupun negatif, akan selalu ada. Oleh karena itu, pendekatan yang cerdas dan strategis sangat diperlukan," ungkapnya.

 

Ia berharap terhadap NU Online ke depan adalah agar terus eksis, adaptif, dan mampu menjawab tantangan zaman. Ia menyarankan pembaruan desain grafis yang lebih segar dan kekinian agar bisa masuk dalam ekosistem digital anak muda. Lebih lanjut, ia juga berharap di setiap kabupaten terdapat media center sebagai pusat koordinasi, pelatihan, dan penguatan jejaring media NU secara nasional.

 

"Pemberitaan pun perlu lebih general, menyentuh berbagai aspek kehidupan generasi muda, tidak hanya terbatas pada isu keagamaan," pungkasnya.