Nganjuk, NU Online Jatim
Gebrakan dilaukan Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Sawahan, Nganjuk. Yang terbaru adalah memperkenalkan brand kopi terbaru, NgopiNU. Kopi jenis Robusta dengan racikan khusus menggunakan biji kopi pilihan.
“Aktivitas minum kopi dalam beberapa tahun terakhir tidak lagi sebagai kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan asupan tubuh pada raga setiap manusia,” kata M Badrus Syafak.
Kendati demikian, tetapi sudah bergeser ke trend dan gaya hidup di kalangan masyarakat berusia muda hingga lanjut usia tidak terkecuali Nahdliyin yang juga gemar minum kopi.
“Brand NGopiNU sendiri diambil saat sambil ngopi bersama para muda NU sawahan di outlet NU Chicken,” ujarnya.
Pangsa pasar kopi Nganjuk, ujarnya masih terbuka lebar. Kalangan pesantren mulai dari santri, kiai hingga alumni dan jaringannya yang memiliki gaya hidup akrab dengan minuman kopi adalah pangsa pasar yang belum tersentuh. Karena kultur, mungkin mereka kurang akrab dengan suasana minum kopi di cafe.
“Terhadap kalangan pesantren, akan disentuh melalui strategi jemput bola,” katanya. Misalnya dihadirkannya kopi dalam kemasan agar dirasa lebih praktis dan bisa dinikmati tanpa mengenal tempat sesuai dengan tradisi yang berlaku di pesantren bahkan acara NU yang lain.
“Sebagai Nahdliyin, kami ingin kopi yang sudah menjadi bagian tak terpisahkan dengan pesantren bisa menjadi salah satu pemacu tumbuhnya aktivitas perekonomian pesantren dan NU,” ungkapnya.
Diungkapkan Syafa’, yang membedakan NGopiNU dengan kopi yang lain adalah kopi ini murni tanpa campuran dan digoreng secara manual. Dan terpenting adalah dengan dibarengi doa saat proses pengemasannya.
“Kami membarengi produk ini dengan doa agar berkah para wali dan kiai NU sampai pada penikmat kopi ini,” tandasnya.
Warga NU dan kalangan pesantren dapat membeli NGopiNU edisi 200gr untuk digunakan sendiri di rumah atau acara lainnya. Juga dapat dinikmati pula di outlet NU Chicken Sawahan.
Besar harapan ke depan, LPNU Sawahan bersama pemegang otoritas dapat bersinergi untuk bersama melakukan penguatan ekonomi pesantren dan organisasi yang tanggguh.
“Dan hal ini bisa terwujud kalau terjadi sinergitas antar lembaga NU, pesantren dan jaringannya,” pungkas dia.
