• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Metropolis

Berjalan Tiga Tahun, Warga di Sidoarjo Adakan Arisan Sapi Kurban

Berjalan Tiga Tahun, Warga di Sidoarjo Adakan Arisan Sapi Kurban
Ilustrasi sapi untuk kurban. (Foto: Istimewa).
Ilustrasi sapi untuk kurban. (Foto: Istimewa).

Sidoarjo, NU Online Jatim

Hukum berkurban dalam Islam adalah sunnah yang sangat dianjurkan atau sunnah mu’akkadah. Anjuran berkurban hanya bagi mereka yang mampu dan memiliki harta berlebih. Namun, banyaknya harta tidak menjadi penentu orang itu mampu berkurban atau tidak, karena sejatinya tergantung niat dan kemauan masing-masing.

 

Seperti yang dilakukan warga Dusun Awargunting Desa Tambakrejo Krembung Sidoarjo. Sudah berjalan tiga tahun mereka mengadakan arisan sapi untuk berkurban.

 

Anggota arisan pun bermacam-macam latar belakang dan profesi. Ada yang penjual tahu keliling, buruh tani, pedagang sayur, kuli panggul di pasar, pengepul barang bekas, ibu rumah tangga, pemilik warung, pedagang, hingga guru honorer.  Namun semangat dan kekompakan warga satu rukun tetangga (RT) ini dapat direalisasikan dengan membentuk kelompok arisan kurban sapi.

 

Arifin salah satu koordinator kelompok arisan sapi mengatakan, bahwa ide tersebut bermula saat bincang santai dengan para tokoh dan penggerak kegiatan. Karena banyak dukungan dari masyarakat, maka lahirlah beberapa kelompok arisan.

 

"Alhamdulillah ternyata masyarakat kita yang memang awalnya awam dengan kegiatan keagamaan seperti ini, akhirnya mendukung dan banyak yang bergabung," tutur Cak Ripin, sapaan akrabnya, Rabu (14/07/2021)

 

Sementara Ustadz Siswoyo yang merupakan koordinator arisan sapi kelompok lainnya mengaku sangat bangga dengan kekompakan warga Dusun Awargunting, terutama RT 22 dan 23 sehingga dengan saling percaya bisa mewujudkan arisan sapi yang dengan sistem pembayaran tiap minggu maupun tiap bulan.

 

"Alhamdulillah selama ini tidak ada kendala, untuk sistem pembayaran ada yang satu pekan Rp 50 ribu, ada yang bayar sebulan sekali Rp 200 ribu. Tergantung kesepakatan dari masing-masing kelompok," tutur Ustadz Siswoyo yang pedagang sayur keliling ini.

 

Lebih lanjut ustadz Siswoyo menyampaikan bahwa kebersamaan dan persaudaraan seperti ini patut dijaga dan diambil hikmahnya. Bahwa untuk berkurban itu sesungguhnya tergantung niat dan caranya masing-masing.

 

Ustadz Siswoyo menyebutkan, setidaknya ada dua hikmah yang dapat dipetik dari syariat berkurban. Pertama, meneladani Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS yang penuh kesabaran menerima cobaan dan ujian yang ditimpakan oleh Allah SWT.

 

"Nah, saat ini kita juga sedang diuji lewat Pandemi Covid-19 yang berdampak luar biasa terhadap ekonomi masyarakat, tapi kita harus tetap bersyukur dan bersabar," tuturnya.

 

 

Kedua, menumbuhkan sifat kedermawanan dan saling membantu antar lapisan masyarakat. "Nah, hal semacam Inilah sebenarnya yang harus kita teladani. Bagaimana menjadi orang dermawan yang benar-benar ikhlas dalam beramal," pungkasnya.

 

Editor: A Habiburrahman


Metropolis Terbaru