Mojokerto, NU Online Jatim
Universitas KH Abdul Chalim, Pacet, Mojokerto menggelar wisuda keempat pada Ahad (03/09/2023) di masjid kampus setempat. Diketahui, kegiatan ini dibagi menjadi tiga sesi dengan total wisudawan dari sarjana dan magister sebanyak 692. Sesi I wisuda dimulai pukul 08.00, sesi II mulai pukul 13.00 dan sesi III dimulai pukul 19.30.
H Mauhiburrokhman selaku rektor dalam sambutanya mengatakan idealisme dan nilai perjuangan yang begitu luar biasa dari pendiri Yayasan Amanatul Ummah akan tetap ada sampai hari akhir jika melihat semangat para wisudawan.
“Di dalam dunia hukum Islam, dulu ada Mazhab Al-Auza'I, Al Laits, Zhahiri. Akan tetapi madzhab-madzhab ini punah, hanya satu dua orang yang mengenal dan mempelajari,” katanya.
Para ahli menyebutkan salah satu sebab pokok hilangnya madzhab di atas adalah yang menjadi murid ideologisnya tidak lagi berbangga diri menyebarkan idiologi para gurunya. Bukan hal yang mustahil, cita-cita luhur pendiri Yayasan Amanatul Ummah yang di dalamnya ada Universitas KH Abdul Chalim akan hilang ditelan masa jika alumni ketika kembali ke tengah-tengah masyarakat tidak lagi menyebarkan ideologi yang tidak sama dengan gurunya.
“Maka menjadi sebuah kewajiban secara akademik untuk tetap menyalakan obor api idealisme dari pendiri Univeritas KH Abdul Chalim yaitu KH Asep Saifuddin Chalim,” ujarnya.
Gus Muhib sapaan akrabnya mengatakan sebuah kebahagian di wisuda ke-IV banyak tokoh yang hadir. Di sesi I ada Syekh Yusri Rusydi Jabr al-Hasani al-Azhari yang juga seorang dokter bedah, di sesi II ada Ibu Hj Khofifah Indar Parawansa Gubenur Jatim dan di sesi 3 ada Syekh Hisyam Kamil, ulama yang produktif menulis dari Al Azhar Mesir dan Dr Abdullah peneliti dan anggota dari Majelis Hukama Al-Muslimin.
“Jadi sebuah kebanggaan yang patut kita syukuri, bahwa prosesi wisuda ke-IV ini dihadiri tokoh-tokoh yang bisa memberi inspirasi bagi para wisudawan,” tandasnya.
Sementara wakil Kopertais Wilayah IV, KH Hasan Ubaidlillah mengatakan energi yang terpancar dari Universitas KH Abdul Chalim tidak hanya nasional tetapi internasional. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan banyaknya orang luar negeri yang belajar di bawah asuhan KH Asep Saifuddin Chalim.
“Ini adalah keberkahan dari nama KH Abdul Chalim. Maka keberkahan ini jangan disia-siakan,” tandasnya.
