• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 4 Mei 2024

Metropolis

Prof Zaki Sebut Alangkah Bahagianya Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim

Prof Zaki Sebut Alangkah Bahagianya Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim
Ketua Kopertais Wilayah IV Surabaya, Prof Akhmad Muzakki saat memberi sambutan di acara wisuda ke-4 Universitas KH Abdul Chalim. (Foto: NOJ/YouTube Ikhac Tv)
Ketua Kopertais Wilayah IV Surabaya, Prof Akhmad Muzakki saat memberi sambutan di acara wisuda ke-4 Universitas KH Abdul Chalim. (Foto: NOJ/YouTube Ikhac Tv)

Mojokerto, NU Online Jatim

Ketua Kopertais Wilayah IV Surabaya, Prof Akhmad Muzakki mengatakan, alangkah bahagianya kuliah di kampus Universitas KH Abdul Chalim Pacet, Mojokerto.


Menurutnya, kuliah di Universitas KH Abdul Chalim berada langsung di bawah asuhan pengasuh pesantren. Ungkapan tersebut ia katakan saat memberi sambutan di acara wisuda ke-4 pada Ahad (03/09/2023).


“Indonesia mengalami perubahan yang super cepat, namun naiknya indeks akademik, gelar seseorang, literasi, tidak otomatis diikuti dengan naiknya indeks akhlak,” katanya.


Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur (Jatim) ini menceritakan sebuah masalah. Betapa banyak orang yang semakin pintar, tetapi tidak semakin cinta kepada negaranya.


Banyak orang yang semakin tinggi gelarnya tetapi menistakan Pancasila. Banyak orang yang semakin pandai namun menjadikan agama sebagai kedok menghancurkan orang lain, tidak menghormati orang lain karena faktor perbedaan.


“Berapa banyak orang yang semakin pandai namun tidak hormat dengan orang tua, berapa banyak orang yang naik gelarnya namun tidak naik penghormatannya kepada sesama,” terangnya.


Oleh karena itu, kampus yang dikelola dan dikembangakan di pesantren sangat luar biasa, karena berada langsung di bawah bimbingan pengasuh. Muzakki menyesalkan jika ada yang mengatakan bahwa dirinya bukanlah seorang santri, akan tetapi mahasiswa. Orang seperti ini adalah orang yang kehilangan akhlak kepada guru, orang tua dan sesamanya.


Bagi Prof Zaki, betapa ruginya hidup tanda bimbingan akhlak dari seorang kiai atau gus. Maka kuliah bisa dimana saja, tapi kuliah di perguruan tinggi berbasis pesantren itu sangat luar biasa. Orang bisa menjadi sarjana dimana saja karena banyak sekali kampus di negeri ini.


“Tetapi menjadi sarjana di kampus yang berdiri dan dikelola di atas nilai-nilai pesantren itu baru mulia,” tandasnya. 


Metropolis Terbaru