• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Metropolis

Gender dan Mubadalah Jadi Perhatian Daiyah Fatayat NU Kota Mojokerto

Gender dan Mubadalah Jadi Perhatian Daiyah Fatayat NU Kota Mojokerto
Pelatihan daiyah oleh PC Fatayat NU Kota Mojokerto di Hotel Lynn. (Foto: NOJ/tugujatim.id)
Pelatihan daiyah oleh PC Fatayat NU Kota Mojokerto di Hotel Lynn. (Foto: NOJ/tugujatim.id)

Mojokerto, NU Online Jatim

Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Kota Mojokerto menyelenggarakan pelatihan daiyah yang dipusatkan di Hotel Lynn Kota Mojokerto, Ahad (10/09/2023).


Pelatihan yang diikuti seluruh Pimpinan Ranting (PR) Fatayat NU se-Kota Mojokerto ini menghadirkan tiga narasumber. Mereka adalah Ida Rochmawati, Nyai Bashirotul Hidayah, dan Ning Uswatun Hasanah.


Ning Uswatun Hasanah menyampaikan materi gender mubadalah menjelaskan gender merupakan hasil konstruksi sosial serta dapat dipertukarkan.


“Beda seks dengan gender adalah seks itu kodrat, melekat karena faktor biologis. Sementara gender itu terbentuk dari konstruksi sosial. Hal itu misalnya perempuan selalu dikesankan lemah lembut, keibuan, emosional, dan lain-lain. Laki-laki dikonstruk sebagai makhluk yang dianggap kuat, rasional, perkasa, dan lain sebagainya,” kata Ning Uswah.


Sedangkan mubadalah sendiri berarti relasi antara dua pihak. Relasi yang dimaksud meliputi kesetaraan, kesalingan, dan kerja sama. “Namun setara itu bukan berarti sama. Lalu kesalingan itu memberi akses yang sama, sedangkan kerja sama berarti bersosial secara bermartabat,” imbuh dia.


Dengan demikian, gender dan mubadalah memandang bahwa baik laki-laki maupun perempuan merupakan subjek utuh kehidupan. Kedua makhluk ini sama-sama ciptaan Tuhan.


“Keduanya sama-sama menjadi khilafah di bumi Allah SWT. Maka relasi keduanya bukan bersifat hegemoni dan dominasi, melainkan kesalingan dan kerja sama,” tandasnya.


Ketua panitia pelatihan, Nur Arofah menambahkan bahwa isu gender mubadalah menjadi salah satu perhatian bagi organisasi keperempuanan seperti PC Fatayat NU Kota Mojokerto. Terlebih masih banyak perempuan yang belum berani berbicara bila menghadapi perlakuan diskriminatif.


“Melalui pelatihan ini kami ingin berikan pemahaman bahwa perempuan dan laki-laki itu sama, saling bantu satu sama lain. Hak perempuan juga sama dengan hak laki-laki,” katanya.


Editor:

Metropolis Terbaru