Metropolis

Harlah RSI Surabaya A Yani, Rais Aam PBNU Dorong Jadi Rujukan RSNU

Senin, 28 April 2025 | 11:00 WIB

Harlah RSI Surabaya A Yani, Rais Aam PBNU Dorong Jadi Rujukan RSNU

Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, saat Harlah Emas ke-50 RSIS A Yani, Ahad (27/04/2025). (Foto: NOJ/ Istimewa)

Surabaya, NU Online Jatim

Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar, mendorong agar Rumah Sakit Islam (RSI) Surabaya A Yani dapat menjadi rujukan atau percontohan bagi rumah sakit di lingkungan NU. Penegasan itu disampaikan Kiai Miftach dalam peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-50 RSI Surabaya A Yani di Surabaya, Ahad (27/04/2025).

 

Pernyataan tersebut cukup beralasan karena RSI Surabaya A Yani bisa bertahan selama 50 tahun di bawah kepemimpinan Ketua Umum Yayasan Rumah Sakit Islam (Yarsis) Prof H Mohammad Nuh. Tak hanya itu, RSI Surabaya A Yani terus berkembang dalam pendidikan dan kesehatan.

 

"Di tangan dingin Pak Nuh (sapaan Prof H Mohammad Nuh), RSI Surabaya A Yani sudah berusia 50 tahun dengan pengkhidmatan yang penuh loyalitas," kata Kiai Miftach dalam agenda bertajuk 'Menyempurnakan Khidmat untuk Umat’ ini.

 

Ketua Dewan Pembina Yarsis itu berharap agar RSI Surabaya A Yani dapat terus memberikan pelayanan kesehatan yang prima di lingkungan NU, sehingga nantinya menjadi rujukan utama umat Islam.

 

Kiai Miftach menambahkan, sesungguhnya kesehatan adalah risalah Islam, karena Islam sangat memperhatikan kesehatan. Sehingga Islam mengajarkan bahwa jiwa yang sehat itu terdapat dalam tubuh yang sehat.

 

“Apalagi, Harlah Emas RSI Surabaya A Yani ini mengusung tema 'Menyempurnakan Khidmat', seperti risalah Rasulullah SAW untuk 'menyempurnakan akhlak'," tegas

 

Pengasuh Pondok Pesantren Miftachussunnah, Surabaya itu menyebutkan, kesehatan juga merupakan jalur dakwah dalam Islam. Mengingat, Islam juga mengutamakan untuk menolak mafsadah (kerusakan) daripada mendahulukan kemanfaatan.

 

"Rasulullah sendiri menyebutkan Allah itu menurunkan penyakit tapi juga menurunkan obatnya. Jadi setiap penyakit itu ada obatnya, kecuali penyakit pikun. Karena itu bidang kedokteran Islam itu lebih berkembang daripada Babilonia, Tiongkok, Yunani, dan negara lainnya. Jadi, RSI Surabaya A Yani harus sampai satu abad atau bahkan lebih," harapnya.

 

Ketua Umum Yarsis Prof H Mohammad Nuh, mensyukuri usia RSI Surabaya A Yani yang bertahan hingga 50 tahun seiring dengan NU yang berusia satu abad.

 

"Alhamdulillah, RSI Surabaya A Yani bisa bertahan dan bahkan tumbuh mengembangkan RSI Surabaya Jemursari dan RSI Ki Ageng Pinatih Gresik, bahkan juga mengembangkan Universitas NU Surabaya (Unusa), khususnya Fakultas Kedokeran dan Kesehatan," katanya.

 

Rais PBNU itu berharap RSI Surabaya A Yani bisa menyempurnakan khidmat, termasuk teknologi AI untuk bidang kesehatan, seiring dengan perkembangan zaman. "Jadi, tidak hanya berkembang dalam infrastruktur dan peralatan canggih, namun juga human capital yang lebih mumpuni dan melayani," ungkapnya.

 

Peringatan Harlah Emas ke-50 RSI Surabaya A Yani juga ditandai dengan peluncuran Buku "50 Tahun RSI Surabaya A Yani - Menyempurnakan Khidmat Untuk Umat" dan "Katalog Layanan Kesehatan RSI Surabaya A Yani 2025". Pada agenda ini juga diluncurkan aplikasi My eRSIy.

 

Acara ini dihadiri perwakilan pendiri dan perwakilan direksi sejak 1975 hingga 2025 untuk menerima perhargaan ‘Lifetime Achievement Award’. Turut hadir perwakilan PWNU Jatim, PW Muslimat NU Jatim, PCNU Surabaya, PC Muslimat NU Surabaya, serta pimpinan daerah.