• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Metropolis

Ketua NU Mojokerto Ibaratkan Pimpinan seperti Keris

Ketua NU Mojokerto Ibaratkan Pimpinan seperti Keris
Ketua PCNU Kabupaten Mojokerto, KH Abdul Adhim Alwi. (Foto: NOJ/ Yulia Novita Hanum)
Ketua PCNU Kabupaten Mojokerto, KH Abdul Adhim Alwi. (Foto: NOJ/ Yulia Novita Hanum)

Mojokerto, NU Online Jatim

Konferensi Cabang (Konfercab) XVII Muslimat NU Kabupaten Mojokerto digelar hari Sabtu (25/06/2022). Kegiatan yang digelar Pimpinan Cabang (PC) Muslimat NU ini dilaksanakan di Aula Wisma Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) setempat.


Konfercab yang mengusung tema ‘Kemandirian Muslimat Nahdlatul Ulama untuk Kemaslahatan Umat’ ini dibuka Ikfina Fahmawati, Bupati Mojokerto.


Ketua PCNU Kabupaten Mojokerto, KH Abdul Adhim Alwi mengatakan, ketua itu ibarat keris. Di mana keris itu akan mempunyai yoni (sumber energi) tersendiri. Ketika yoni itu mengeluarkan aura-aura yang baik, maka kepemimpinannya pun menjadi baik. 


“Saya butuh partner untuk membangun NU di Mojokerto ini, karena Muslimat ini separuh dalam perjuangan NU," katanya. 


Menurutnya, sangat tidak seimbang berjuang tanpa melibatkan Muslimat. Ia butuh kerja sama yang kompak dengan Muslimat. Di sektor pendidikan ada Rp900 juta untuk mendesain sekolah unggulan di masing-masing kecamatan. 


“Di sektor perekonomian, kita sudah mendirikan BMTNU, sekarang sudah 10 BMTNU yang ada di kecamatan," ucapnya.


Dijelaskannya, ini adalah program-program skala prioritas yang butuh andil dari Muslimat NU. Tanpa Muslimat ibarat berjalan, hanya satu kaki. 


“Mari kita bangun NU di Mojokerto lebih kuat, maju dan lebih bermartabat," jelasnya.


Dalam Konfercab tersebut, Kiai Adhim meminta Muslimat tetap menjaga soliditas kepengurusan. Terlepas siapa pun ketua terpilihnya.


“Siapa saja yang menang, Muslimat tidak boleh pecah. Kalau panjenengan dukungannya tidak menang, terus bilang aku tidak ikut Muslimat lagi, naudzubillah. Berarti panjenengan sudah keluar dari santrinya Mbah Hasyim Asy’ari,” tandasnya.


Editor:

Metropolis Terbaru