Surabaya, NU Online Jatim
Apresiasi disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa lantaran keluarnya kebijakan Kementerian Agama (Kemenag) RI terkait penambahan waktu pelunasan biaya ibadah haji. Termasuk yang juga sangat penting adalah penambahan kuota haji untuk masing-masing provinsi di Indonesia termasuk Jawa Timur.
"Alhamdulillah, Kemenag mendapat kuota tambahan dari Arab Saudi sebanyak 8.000, dan Jawa Timur mendapatkan 1.272 dari 8.000 kuota tersebut. Kita bersyukur karena hal ini bisa mengurangi antrean haji yang cukup panjang di Jawa Timur," katanya di Gedung Negara Grahadi, Jumat (12/05/2023).
Berdasarkan SK Dirjen PHU No. 181 tahun 2023, waktu pembayaran pelunasan diperpanjang sampai 12 Mei 2023 pukul 15.00 WIB. Kemudian jamaah haji reguler cadangan ditambah 15 persen dari kuota awal masing-masing provinsi.
Gubernur perempuan pertama di Jatim ini menyebutkan bahwa berdasarkan kebijakan tersebut, provinsinya memperoleh perkiraan penambahan 1.272 dari 8.000 kuota tambahan yang ditetapkan oleh Kemenag RI. Namun demikian, hal itu tentu saja masih menunggu surat resmi dari pusat.
Dalam pandangan Khofifah, tambahan kuota layak disyukuri karena dapat mempengaruhi antrean masa tunggu haji yang panjang di Jawa Timur.
Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur ini mengatakan kuota awal yang diberikan Kemenag RI untuk Jawa Timur sebanyak 35.152 jamaah. Setelah ada penambahan maka kuota haji Jawa Timur menjadi 36.424 jamaah.
"Dengan bertambah 1.272 jemaah untuk tahun ini, maka akan memotong masa antrean haji Jawa Timur," tutur perempuan yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muslimat NU ini.
Dirinya juga memberikan atensi adalah kebijakan perpanjangan pembayaran pelunasan biaya perjalanan ibadah haji reguler. Pasalnya pada batas akhir pembayaran yang lalu, kuota belum mencapai mengingat ada trouble pada sistem perbankan.
Semula ditetapkan batas akhir pembayaran pelunasan biaya perjalanan ibadah haji reguler adalah tanggal 5 Mei 2023. Oleh sebab itu, ia mengajak para calon jemaah haji asal Jatim untuk memanfaatkan pemunduran batas akhir pembayaran pelunasan biaya perjalanan ibadah haji.
"Pembayaran pelunasan biaya haji diperpanjang, ada kesempatan bagi calon jemaah haji untuk melunasi sehingga kuota insyaallah akan mencapai target," ajaknya.
Namun di sisi lain, Ketua umum PP Muslimat NU ini juga mengungkapkan bahwa dari kuota semula sebelum penambahan, sekitar 82 persen calon jamaah haji asal Jatim telah melakukan pelunasan. Setelah ada penambahan kuota, maka prosentase calon jamaah haji Jawa Timur yang telah melakukan pelunasan tentu akan terpengaruh.
"Karena ada penambahan kuota ya prosentasenya jadi terpengaruh, tapi insyaallah bisa memenuhi target tahun ini, karena ada penundaan batas akhir pembayaran pelunasan," ungkapnya.
Dirinya juga mengatakan bahwa pada tahun 2023 ini, Kemenag RI juga mulai meniadakan pendamping jamaah lanjut usia (lansia) dan mahram. Tujuannya untuk merealisasikan penyelenggaraan ibadah haji yang berkeadilan.
Fungsi pendamping jamaah lansia dan mahram, lanjutnya, akan digantikan oleh petugas khusus yang telah disiapkan pemerintah. Khofifah menambahkan bahwa petugas yang lain juga mendapatkan pembinaan dan pelatihan untuk bisa memberikan pelayanan kepada jemaah lansia dan disabilitas.
"Data dari Kemenag menyebut 30 persen dari total kuota jemaah haji Indonesia adalah lansia, tentu ini perlu pendamping khusus, yang bisa membantu jamaah haji menjalankan ibadah," imbuhnya.
Selain itu, Gubernur Khofifah juga ingin mengimbau kepada calon jamaah haji asal Jatim yang merupakan nasabah Bank Syariah Indonesia (BSI) untuk tidak perlu khawatir. Hal tersebut karena kendala yang sempat dialami BSI tidak akan mempengaruhi proses pelunasan yang dilakukan masyarakat.
"Mungkin calon jemaah haji yang juga nasabah BSI kemarin sempat khawatir tidak bisa melakukan pelunasan, saya sampaikan bahwa pelunasan biaya ibadah haji tetap bisa dilakukan," jelas dia.
Khofifah juga berpesan kepada seluruh calon jamaah haji asal Jawa Timur untuk benar-benar menyiapkan fisik dan mental. Pasalnya ibadah yang merupakan rukun Islam kelima ini membutuhkan fisik dan mental yang prima.
"Karena ini adalah ibadah fisik dan mental karena akan berkumpul seluruh jamaah dari berbagai belahan dunia di satu waktu dan tempat yang sama, maka fisik dan mental harus benar-benar dijaga," pungkas dia.
