• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Metropolis

Kiai Marzuki: Jangan Percaya Orang yang Gemar Bersumpah

Kiai Marzuki: Jangan Percaya Orang yang Gemar Bersumpah
Ketua PWNU Jatim, KH Marzuki Mustamar. (Foto: NOJ)
Ketua PWNU Jatim, KH Marzuki Mustamar. (Foto: NOJ)

Surabaya, NU Online Jatim

Beragam cara dilakukan seseorang agar bisa terus dihormati dan disegani pihak lain, termasuk kelompoknya. Bahkan sumpah serapah juga ditempuh demi mencapai hal tersebut.

 

Tugas umat saat ini adalah tidak mudah percaya dengan pernyataan yang dilontarkan kalangan seperti ini. Apalagi untuk meyakinkannya disertakan dengan sumpah.

 

Penegasan tersebut disampaikan KH Marzuki Mustamar saat mengisi acara di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (12/12/2020).

 

"Jangan dipercaya, kelompok itu berkali-kali berbohong,” kata kiai yang juga Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur tersebut.

 

Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad, Gasek, Kota Malang ini, bahwa untuk dapat dipercaya, maka orang harus dilihat dari rekam jejaknya. Apalagi kepada kalangan yang memang terus mencoba untuk mendapat simpati pengikutnya.

 

Kiai Marzuki kemudian memberikan contoh ada kalangan yang menyebarkan isu katanya Habib Umar bermimpi. Bahwa Nabi pesan supaya menaati pimpinan mereka.

 

“Apa yang menjadi dawuh atau perintah pimpinan mereka itu, sebagai dawuhnya Kanjeng Nabi,” katanya. Belakangan Habib Umar Yaman mengklarifikasi bahwa dirinya tidak pernah bermimpi seperti itu dan menegaskan bahwa itu adalah kebohongan, lanjutnya.

 

Demikian pula yang menyebar gambar orang mati tersenyum. Diceritakan itu teman mereka yang tertembak, meninggal husnul khatimah karena tersenyum.

 

“Lalu yang digambar mengklarifikasi, dia masih hidup," ungkap kiai yang juga dosen di Universitas Islam Negeri maulana Malik Ibrahim Malang tersebut.

 

Karenanya, Kiai Marzuki mengimbau masyarakat untuk tidak mudah mempercayai sejumlah pernyataan seperti itu.

 

"Mudah sekali buat cerita bohong. Kalau orang bohong kamu percaya, besok masuk neraka, rasakan sendiri,” tegasnya.

 

Dirinya juga menjelaskan bahwa masyarakat hendaknya tidak mudah percaya kepada orang yang suka berbohong. Dengan demikian, orang atau kelompok yang kerap berbohong apalagi mengiringinya dengan sumpah, maka jangan dipercaya.

 

“Perawi hadits sekali ketahuan bohong, oleh Imam Bukhari langsung divonis hadisnya palsu," tuturnya.

 

Menurutnya, orang yang sering kali bersumpah dalam setiap perkataannya, itu tandanya berbohong. Apalagi telah dilakukan berkali-kali.

 

“Orang melariskan dagangannya, melariskan kampanye politiknya, propoganda politiknya sampai bersumpah-sumpah, itu bohong," tuturnya.

 

Lebih lanjut disampaikan bahwa seorang ulama atau tokoh agama yang baik, akan menyampaikan ucapannya dengan lemah lembut, tanpa emosi, tanpa adanya sumpah. Kalau itu yang dilakukan, maka orang langsung percaya.

 

"Orang jika masih perlu sumpah-sumpah, itu karena sudah terbiasa tidak dipercaya. Makanya untuk meyakinkan itu pakai sumpah-sumpah," tegas Kiai marzuki.

 

Di ujung keterangan, dirinya kembali mengimbau masyarakat untuk tidak memercai pernyataan semacam itu. Kecuali, jika yang bersangkutan meminta maaf dan mengakui bahwa keliru.

 

“Berarti itu ada itikad baik darinya untuk berkata jujur,” tegas Kiai Marzuki.

 

Belakangan, publik dikejutkan dengan video Sekretaris Jenderal Habib Rizieq Shihab Center, Haikal Hasan mengaku pernah didatangi Nabi Muhammad SAW setelah dia kehilangan kedua anaknya.

 

Dirinya bahkan sampai bersumpah atas nama Allah SWT untuk meyakinkan bahwa kejadian tersebut benar-benar dia alami.

 

Dia mengaku baru mengungkapnya sekarang karena takut dicap ria dan juga dia ingin menyemangati keluarga laskar Front Pembela Islam (FPI) yang meninggal untuk tidak terlalu bersedih. Karena keenam laskar yang meninggal sudah berbahagia bersama Rasulullah SAW.


Editor:

Metropolis Terbaru