• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Metropolis

Ning Uswah Sebut Perempuan adalah Ibu dari Suatu Kehidupan

Ning Uswah Sebut Perempuan adalah Ibu dari Suatu Kehidupan
Ning Uswatun Hasanah. Pengasuh Pondok Pesantren Al-Azhar Mojokerto (Foto: NOJ/Ist)
Ning Uswatun Hasanah. Pengasuh Pondok Pesantren Al-Azhar Mojokerto (Foto: NOJ/Ist)

Mojokerto, NU Online Jatim
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Azhar Mojokerto, Ning Uswatun Hasanah mengatakan perempuan adalah ibu dari suatu kehidupan. Dalam hadist telah disebutkan bahwa perempuan adalah tiangnya negara. Lalu bagaimana seharusnya perempuan agar bisa menjadikan negara berdaulat dan kuat? Maka yang harus dikuatkan terlebih dahulu adalah perempuan atau ibunya.

 

“Rasulullah itu sangat mengapresiasi perempuan. Kita semua sudah tau sebelum datangnya Islam, perempuan diperlakukan tidak ada harganya,” katanya saat mengisi kajian online di Instagram @ilmukajianblogger, Jum’at (22/12/2023)

 

Pada abad ke-7 M, perempuan tidak diberikan hak hidup. Ketika lahir seorang perempuan, maka bayi perempuan itu akan dikubur hidup-hidup. Tidak hanya itu, pada zaman itu perempuan juga diwariskan. Namun saat ini setelah Islam datang, perempuan mendapatkan waris.

 

“Dulu perempuan tidak mendapat hak untuk memilih. Karena zaman dulu kita tau, poligami menjadi hal yang membudaya. Poligami bukan budaya Islam, kliru jika ada yang mengatakan poligami adalah budaya Islam,” ujarnya.

 

Dijelaskan yang sunnah adalah monogami. Karena Rasulullah berpoligami selama delapan tahun, sementara monogaminya selama dua puluh lima tahun. Ini adalah argumen untuk membantah jika ada yang mengatakan poligami adalah sunnah. Sejarah dari poligami, perempuan tidak hanya dinikahi satu sampai empat laki-laki. Akan tetapi puluhan bahkan ratusan laki-laki.

 

“Rasulullah tidak pernah sekalipun menyakiti perempuan. Maka ajaran Al-Qur’an untuk memgasihi perempuan benar-benar dicontohkan oleh Rasulullah,” ucapnya.

 

Jika melihat survei, kekerasan terhadap perempuan ada kekerasan verbal, fisik dan penelantaran. Hal semacam ini tidak boleh terjadi dengan berdalih dibolehkan oleh ajaran agama. Karena Rasulullah sebagai panutan umat Islam tidak pernah menyakiti istrinya dalam bentuk apapun.

 

“Rasulullah diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Terutama akhlak terhadap perempuan. Banyak ayat Al-Qur’an turun untuk memuliakan perempuan,” ujarnya.

 

Ketika haji wada sebelum wafat, Rasulullah memberi pesan agar berbuat baik kepada perempuan. Karena diibaratkan perempuan seperti tawanan yang berhak dilakukan secara tidak baik.

 

“Padahal tidak ada hak untuk memperlakukan perempuan secara tidak baik,” tandasnya.


Metropolis Terbaru