• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Metropolis

Sosialisasi ASEAN IIDC, Cara PBNU Dialog Antar Budaya dan Agama

Sosialisasi ASEAN IIDC, Cara PBNU Dialog Antar Budaya dan Agama
Pemukulan gong oleh Ketua PBNU sebagai tanda dibukanya acara. (Foto: NOJ/A Habiburrahman)
Pemukulan gong oleh Ketua PBNU sebagai tanda dibukanya acara. (Foto: NOJ/A Habiburrahman)

Surabaya, NU Online Jatim

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar sosialisasi menuju ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue Conference (IIDC). Kegiatan yang dihadiri sejumlah pemuka lintas agama dan aliran itu dipusatkan di Hotel Shangri-La, Surabaya, Kamis (15/06/2023).


Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan, fenomena hari ini agama tidak lagi menduduki posisi sentral dalam konsolidasi politik global. Berbeda dengan di masa lalu yang semuanya ketika mau melakukan konsolidasi politik atas dasar agama.


"Saat ini yang kita lihat dan alami, pertarungan nilai-nilai untuk konsolidasi tersebut. Dan pertarungan nilai-nilai itu saling bersaing di level gerakan sosial untuk mempromosikan nilai gagasan masing-masing. Tetapi yang memiliki pengaruh itu gagasan-gagasan atau nilai-nilai yang bersumber dari luar agama-agama," ujarnya.


Sebab itu, lanjut Gus Yahya, di mana kedudukan agama di dalam konstruksi tersebut? Apakah agama punya nilai yang layak? Sejatinya, agama sangat memiliki nilai tersebut. Namun, bila boleh dikatakan, ia masih disibukkan dengan konflik, baik antar agama atau kelompok berbeda dalam lingkup satu agama.


"Karena sebagian besar konflik masih berkaitan dengan agama. Itu terbukti dengan 34 titik di dunia di mana PBB mengirimkan tentara perdamaian, 26 konfliknya adalah konflik agama," ungkapnya.


"Saya sebagai Muslim atau pemeluk agama tidak terima bila agama hanya berperan di bagian pinggir, bukan di tempat yg utama atau sentral," imbuh Gus Yahya.


Untuk itu, PBNU punya keyakinan untuk mengikhtiarkan sesuatu dalam mengatasi hal tersebut. Bahwa kalau agama ingin punya peran, maka agama harus mampu memecahkan masalah di antara mereka sendiri.


"Kalau Sunni dan Syi'ah bertempur terus, siapa yang percaya Islam itu memperjuangkan perdamaian," tegasnya.


Karena itu, yang ingin ditawarkan dengan ASEAN IIDC ini adalah wacana tentang pengalaman sejarah yang juga menjadi warisan peradaban bersama di lingkup kawasan Indo-Pasifik. Yakni, sejarah kepemimpinan kerajaan Sriwijaya yang pusatnya di tepian Sungai Musi, Palembang.


"Peradabannya berhasil mempersatukan seluruh Nusantara dengan tetap mentolerir format-format politik masing-masing elemen di dalamnya," terangnya.


Kerajaan Sriwijaya bertahan hingga 7 abad karena mengedepankan nilai-nilai toleransi dan harmoni. Hal yang sama juga terjadi dengan Kerajaan Majapahit. Ia tidak pernah memproklamirkan dirinya kerajaan yang berbasis agama, karena di dalamnya banyak rumpun agama.


"Kerajaan Majapahit bukan kerajaan agama, karena memproklamirkan bhinneka tunggal ika," paparnya.


Sementara Ketua Panitia, Ahmad Suaedy menambahkan, agenda tersebut merupakan upaya PBNU memfasilitasi dialog, konferensi budaya dan agama dunia.


"Hal ini setelah sebelumnya PBNU melaksanakan dua forum besar, yakni R20 yang mengumpulkan 400 pemuka agama. Kemudian pada Februari 2023 melaksanakan Muktamar Fiqih Peradaban," tandasnya.


Metropolis Terbaru