• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Keislaman

Konsep Iman dan Nasionalisme dalam Mars Syubbanul Wathan

Konsep Iman dan Nasionalisme dalam Mars Syubbanul Wathan
Beberapa santri sedang upacara pengibaran bendera sebagai salah satu bentuk nasionalisme (Foto:NOJ/lirboyonet)
Beberapa santri sedang upacara pengibaran bendera sebagai salah satu bentuk nasionalisme (Foto:NOJ/lirboyonet)

Saat duduk di bangku madrasah diniyah, setiap anak didik dikenalkan dengan rukun Iman, yakni iman kepada Allah, malaikat Allah, kitab-kitab Allah, Rasul Allah, hari akhir (kiamat),  qada dan qadar (takdir). Keenam itu harus dimiliki seorang muslim di penjuru dunia.


Hal ini menegaskan bahwa iman itu ada definisi, batasan dan bagiannya. Dalam sebuah riwayat dikatakan:


إِنَّ الْأِيْمَانَ لَهُ حُدُوْدٌ وَفَرَائِضُ وَمِنْ حُدُوْدِهِ الصَّلَاةُ وَالزَّكَاةُ والصِّيَامُ وَالْحَجُّ، وَمِنْ فَرَائِضِهِ العَطْفُ عَلَى النَّاسِ. رَوَاهُ ابْنُ مَرْدَوَيْه عَنْ جَوْلَةَ بْنِ زَيْد حَدِيثٌ صَحِيحٌ (انظُرْ الآمَال لاِبْنِ أَبِى الحَكِيْم ج 5 ص 74)


Artinya : Sesungguhnya iman itu mempunyai definisi-definisi atau batas-batas tertentu serta cabang-cabang. Dan daripada batas-batasnya adalah sembahyang, zakat, puasa, dan ibadah haji. Adapun dari cabang-cabangnya belas kasih kepada sesama umat manusia


Seorang muslim yang benar-benar memahami esensi rukun iman, pasti berhati bersih, mendirikan shalat, tidak mudah tergoda dengan godaan hawa nafsu atau hal-hal yang keluar dari norma agama, mendermakan hartanya. Artinya, orang beriman hatinya bergetar, takut terhadap siksa dan murka Allah, selalu bersyukur dan bersabar saat tertimpa musibah, cobaan, dan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah. Sebagaimana dalam surat Al-Anfal ayat 2-4.


إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَاذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَاتُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَـٰتُهُ، زَادَتْهُمْ إِيمَـٰنًاوَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ. ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّارَزَقْنَـٰهُمْ يُنفِقُونَ. أُوْلَـٰئِكَ هُمُ ٱلْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَّهُمْ دَرَجَـٰتٌ عِندَرَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ


Artinya : Sesungguhnya orang mukmin itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah maka gentar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya dihadapan mereka maka bertambah iman mereka, benar-benar bertawakal kepada Tuhan mereka. Mereka itu adalah orang-orang yang mengerjakan sembahyang serta mendermakan rezki-rezki yang Kami limpahkan kepada mereka. Mereka itulah orang-orang mukmin yang sebenarnya, mereka mempunyai derajat (kedudukan) di sisi Allah dan ampunan serta rezeki yang berlimpah-limpah.


Dari ayat di atas ini, orang beriman pasti percaya atau meyakini sepenuh hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dalam sebuah perbuatan yang kelak menjadi penyelamat dan menjadikan akhlak manusia lebih baik dan bermartabat di sisi Allah dan manusia.


Menurut Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra, iman itu menjaga ketertiban hukum dan peraturan. Dari pendapat tersebut tak heran konsep nasionalisme yang tertuang dalam mars Syubbanul Wathan atau Hubbul Wathan Minal Iman membawa misi suci (jihad) bagi warga yang tinggal di radius 94 kilometer berani melawan kekejaman penjajah.


Kini karya Almaghfurlah KH Abdul Wahab Chasbullah yang menggema di berbagai acara memberikan dorongan pada anak bangsa agar merawat dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang sudah final dan tidak boleh lagi diperdebatkan.


Dengan demikian, iman dapat mencegah dan mempertebal seseorang agar tidak melanggar hukum-hukum agama dan negara.


Keislaman Terbaru