• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 24 April 2024

Metropolis

Viral Remaja Putri Lakukan Perundungan di Gresik, Ini Pandangan Fatayat NU

Viral Remaja Putri Lakukan Perundungan di Gresik, Ini Pandangan Fatayat NU
Ketua PC Fatayat NU Gresik Ainul Farodisa . (Foto: NOJ/ Syafik Hoo).
Ketua PC Fatayat NU Gresik Ainul Farodisa . (Foto: NOJ/ Syafik Hoo).

Gresik, NU Online Jatim

Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Kabupaten Gresik menyesalkan video viral perundungan remaja di Alun-alun kota setempat. Pasalnya, kasus perundungan yang berujung ke pihak berwajib seringkali terjadi di Gresik. Namun masih banyak kasus kekerasan di kalangan anak-anak dan remaja lain yang terjadi dan tidak terungkap.

 

Ketua PC Fatayat NU Gresik Ainul Farodisa mengatakan, kasus perundungan di Kabupaten Gresik tidak hanya terjadi sekali. Beberapa bulan lalu, kasus serupa bahkan hingga kasus pembunuhan terhadap anak terjadi di Bungah, Gresik. Motif kejadian juga karena sakit hati. “Saya melihat anak-anak sekarang belum siap dengan kritik, mereka melakukan tindakan secara emosional,” kata Ainul.

 

Adapun jumlah laporan kekerasan anak dari tahun ke tahun selalu meningkat. Dalam kurun waktu 9 tahun terakhir, sejak 2011 hingga 2019 ada 37.381 aduan yang masuk ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Dari jumlah tersebut, pelaporan kasus bullying atau perundungan di dunia pendidikan maupun media sosial mencapai 2.473 laporan. Jumlah anak sebagai korban maupun pelaku kekerasan sangat tinggi.

 

“Hal tersebut merupakan bukti bahwa upaya pencegahan kekerasan terhadap anak yang dilakukan baik oleh keluarga, pemerintah dan masyarakat masih belum membuahkan hasil yang baik,” ujarnya.

 

Ia kemudian menjelskan, dari penelitian yang dilakukan oleh Douglas Gentile dan Brad Bushman dalam Psychology of Popular Media Culture disebutkan anak-anak yang terlihat baik juga memiliki risiko untuk menjadi seorang pengganggu. Serta memiliki beberapa perilaku yang agresif.

 

Untuk agresifitas fisik diukur dengan perkembangan diri, keluarga, teman sebaya, dan lingkungan anak. “Dari beberapa faktor tersebut, keluarga sangat mempengaruhi pribadi anak dari positif ke negatif,” tegasnya.

 

Untuk itu, ia Ainul mengingatkan, pendidikan utama dalam ruang keluarga  menjadi dasar perkembangan anak. Orang tua menjadi madrasah pertama dalam rangka menciptakan generasi hebat dan berakhlaqul karimah.

 

“Terlebih pada saat Pandemi Covid-19 seperti sekarang, orang tua, lingkungan dan pemerintah harus melakukan sinergitas lebih kuat terhadap pendidikan anak karena mereka tidak lagi mengikuti proses belajar di sekolah,” katanya.

 

Menurutnya, konsep Program Pengasuhan Anak Berbasis Komunitas yang digodok dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Perempuan Kabupaten Gresik harus diseriusi serta dilaksanakan.  Dengan begitu kelompok masyarakat di sekitar tempat kejadian langsung tanggap dan tidak terkesan apriori.

 

"Alhamdulillah, Fatayat juga telah melaksanakan kegiatan ini dengan pilot project di Desa Sukorejo Kebomas Gresik, kawasan orang tua pekerja industri,” jelasnya.

 

 

Di samping itu  peran aparat keamanan harus lebih diperketat terkait penjagaan di ruang-ruang publik, khususnya terhadap anak di bawah umur.

 

"Kami berharap Gresik menjadi Kabupaten Layak Anak (KLA) dengan lingkungan aman dan nyaman untuk perkembangan mereka. Tentunya,  seluruh elemen dari orang tua dan semua stakeholder bahu-membahu mengoptimalkan pengasuhan anak berbasis komunitas ini,” harap Ainul.

 

Editor: Romza


Editor:

Metropolis Terbaru