• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Metropolis

Wakil Ketua MPR RI Minta Pembelajaran Tatap Muka Ditangguhkan

Wakil Ketua MPR RI Minta Pembelajaran Tatap Muka Ditangguhkan
Wakil Ketua MPR RI, H Djazilul Fawaid. (Foto: NOJ/KLi)
Wakil Ketua MPR RI, H Djazilul Fawaid. (Foto: NOJ/KLi)

Surabaya, NU Online Jatim

Pembelajaran tatap muka yang mulai digelar di sejumlah lembaga pendidikan hendaknya ditinjau ulang. Hal tersebut seiring dengan ditemukannya varian baru Covid-19 yang demikian mudah menular.

 

Pandangan tersebut disampaikan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI), H Djazilul Fawaid. Apalagi sejumlah rumah sakit menjadi penuh.

 

“Kita berada dalam pilihan yang sulit,” katanya, Senin (21/06/2021).

 

Dirinya menyebut sebaiknya mendahulukan kesehatan daripada yang lain.

 

“Sebaiknya pembelajaran tatap muka ditunda sampai waktu yang memungkinkan untuk dibuka kembali,” tegasnya.

 

Anak-anak Indonesia menurut alumni Institut Ilmu Pemerintahan Dalam Negeri itu perlu dilindungi dari wabah Corona.

 

“Sebab mereka adalah generasi muda penerus bangsa, dan merekalah yang akan menggantikan kita” ungkap wakil rakyat dari Bawean, Gresik tersebut.

 

Menghadapi pandemi, apalagi dengan ditemukannya varian baru yang lebih berbahaya, Gus Jazil menegaskan tidak boleh pesimis, pasrah, apalagi putus asa.

 

“Kita harus tetap optimis,” tegasnya pria yang juga pernah aktif di Gerakan Pemuda Ansor itu.

 

Jalan untuk menghadapi pandemi menurut Gus Jazil selain pentingnya menjalankan protokol kesehatan, juga melakukan vaksinasi.

 

“Ayo kita patuhi dan jalankan protokol kesehatan,” tuturnya.

 

Dirinya mendorong masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi. Diakui saat ini pemerintah telah memberikan vaksinasi kepada masyarakat di atas umur 18 tahun.

 

“Masyarakat jangan ragu-ragu mengikuti vaksinasi yang digelar di Puskesmas, balai desa, dan tempat-tempat yang telah ditunjuk,” paparnya.

 

Untuk menciptakan ‘herd imunity’ atau kekebalan massal, alumni Perguruan Tinggi Ilmu Quran itu mendorong agar pemerintah massif dalam melakukan vaksinasi.

 

“Ini penting dan perlu,” paparnya.

 

Gus Jazil yakin vaksinasi yang lebih massif bisa dilakukan oleh pemerintah sebab saat ini di Indonesia, vaksin yang ada tidak hanya satu merk atau jenis.

 

“Ada vaksin merk lain yang telah digunakan oleh pemerintah,” paparnya.

 

Bila pemerintah massif dan mempercepat vaksinasi kepada masyarakat, Gus Jazil mengatakan lorong gelap yang selama ini mengukung masyarakat karena pandemi Covid-19 akan bisa dilalui.

 

“Ayo pemerintah percepat dan massifkan vaksinasi”, tegasnya.

 

Di tengah mulai dibukanya kembali sekolah, muncul varian baru Covid-19. Varian ini disebut memiliki daya penularan yang lebih cepat. Akibat varian baru ini menimbulkan lonjakan penularan. Bangkalan, Jawa Timur; Kudus, Jawa Tengah; dan Jakarta, merupakan tempat di mana varian baru itu ditemukan.


Editor:

Metropolis Terbaru