• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Metropolis

Wakil Sekretaris PCNU Sidoarjo: IPNU-IPPNU Harus Pandai Teknologi

Wakil Sekretaris PCNU Sidoarjo: IPNU-IPPNU Harus Pandai Teknologi
Imam Mukhozali, Wakil Sekretaris PCNU Sidoarjo. (Foto: NOJ/Maschan Yusuf)
Imam Mukhozali, Wakil Sekretaris PCNU Sidoarjo. (Foto: NOJ/Maschan Yusuf)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Imam Mukhozali, Wakil Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sidoarjo, menyampaikan bahwa kader Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) saat ini harus pandai teknologi. Menurutnya, tantangan NU saat ini dan yang akan datang tidak hanya di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya.


“Tantangan kita saat ini tidak hanya di dunia nyata, akan tetapi juga di dunia maya. Saya yakin di dalam IPNU IPPNU ada banyak yang pintar digital dan teknologi, NU membutuhkan itu saat ini,” ujarnya pada acara Rapat Koordinasi (rakor) dan puncak Harlah ke-68 IPNU dan Harlah ke-67 IPPNU yang diselenggarakan oleh PC IPNU-IPPNU Sidoarjo di Pendopo Delta Wibawa, Sidoarjo, Senin (28/02/2022).


Dalam kesempatan tersebut, Imam mengapresiasi dan mendukung trobosan IPNU-IPPNU Sidoarjo yang mengusung kemandirian organisasi di tahun keduanya ini dengan meluncurkan sebuah produk berupa katalog seni. Hal ini merupakan wujud kemampuan literasi yang luar biasa dari kaum milenial NU.


IPNU-IPPNU harus menjadi pelopor perkembangan NU melalui digital dan teknologi. Sebagai generasi muda NU harus menjadi muharik (penggerak) untuk kemaslahatan NU. Oleh karena itu, kemampuan dalam mengolah teknologi harus dicapai dan dikuasai agar dapat menjaga dan mengembangkan Aswaja.


“IPNU-IPPNU tidak boleh menjadi hanya sebuah ikatan. Akan tetapi harus juga memiliki kemampuan untuk ditunjukkan kepada dunia dan khalayak umum. IPNU-IPPNU harus heboh dalam hal berkarya dan berprestasi. Jika kita tertinggal di dunia maya, maka akan dikuasai oleh orang-orang di luar NU,” ucap pria asal Kabupaten Trenggalek tersebut.


Alumni Universitas Islam Malang (Unisma) tersebut mengatakan bahwa kebersamaan IPNU IPPNU tidak dapat dipisahkan. Sebagai organisasi keterpelajaran, IPNU-IPPNU harus saling mendukung satu sama lain. “Buktinya, lahirnya IPNU IPPNU saja berurutan, prosesi motong tumpeng juga dilakukan bersama-sama,” kata Imam yang juga pernah menjadi ketua Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTM NU) Sidoarjo tersebut.


Di usia yang ke-68 dan ke-67 yang tidak muda lagi, saat ini tantangan IPNU-IPPNU sangat besar sekali. Melalui program kemandirian organisasi, tantangan IPNU IPPNU agar tidak berpangku tangan dalam segi ekonomi, akan tetapi harus melakukan sesuatu yang dapat bermanfaat dan membesarkan nama NU.


“Nantinya IPNU-IPPNU yang akan menggantikan tongkat estafet dari kepengurusan NU dan Banom NU. Jadi, kemampuan dan niatnya harus ditata secara individu mulai sejak dini. Sebaik baik orang adalah yang dapat bermanfaat bagi orang lain. Semoga dan lebih semangat dalam berjuang dan bermanfaat bagi warga nahdliyin,” harapnya.


Metropolis Terbaru