Alissa Wahid: Gus Dur, Teladan Kesetaraan dan Keikhlasan untuk Bangsa
Senin, 18 November 2024 | 10:00 WIB
Surabaya, NU Online Jatim
Direktur Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid, menyampaikan tausiyah pada Peringatan Haul Ke-15 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Laboratorium Agama Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta, pada Jumat (15/11/2024).
Acara tahunan ini menjadi momentum penting untuk mengenang perjalanan hidup Gus Dur serta menggali kembali nilai-nilai perjuangannya yang disampaikan oleh sahabat dan anggota keluarganya.
Dalam kesempatan tersebut, Alissa mengisahkan kembali dedikasi Gus Dur dalam memperjuangkan prinsip kesetaraan dan keadilan, khususnya bagi kelompok yang mengalami penindasan.
Ia menyebut Gus Dur sebagai sosok penuh empati, yang dengan penuh cinta mengembalikan identitas masyarakat Papua. Bagi mereka, Gus Dur tidak hanya seorang pemimpin, tetapi juga dihormati sebagai leluhur yang berjasa besar.
“Masyarakat Papua menjadi saksi bagaimana Gus Dur melihat semua manusia bisa berbeda tetapi tetap setara. Kita dengan saudara kita di Papua, berbeda warna kulit, latar belakang, agama, dan berbeda keadaan tapi kita setara, sama-sama warga Indonesia dan sama-sama manusia. Merekalah yang menjadi saksi bahwa beda dan setara itu adalah sebuah prinsip luhur,” jelas Alissa.
Selama 15 tahun merawat perjuangan Gus Dur ini, Alissa semakin sadar bahwa menjaga prinsip dan nilai luhur itu bukanlah hal mudah. Sebab semua itu membutuhkan jiwa yang ikhlas untuk bisa menegakkan nilai kesetaraan dan pembebasan dari setiap penindasan.
“Gus Dur membuktikannya dengan mendampingi kelompok masyarakat dan mendampingi mereka yang terpinggirkan dan terlemahkan seperti mereka masyarakat Papua. Dibutuhkan hati yang tulus dan terbuka untuk mau bersaudara dengan semua manusia. Apa pun latar belakangnya tanpa takut kalah, tanpa takut kehilangan kekuasaan tanpa perlu mengotak-atik konstitusi. Gus Dur sudah membuktikannya dengan berdiri bersama kelompok minoritas agama dengan suka dan duka, bukan hanya pada saat dibutuhkan dukungannya,” tutur Alissa.
Alissa menyebut, Gus Dur telah membuktikan tidak ada jabatan yang diperjuangkan mati-matian demi untuk kepentingan pribadi ataupun keluarga.
“Tidak silau oleh gelimang harta, silaunya panggung pemujaan, apalagi silau pada kekuasaan. Gus Dur membuktikan dengan meninggalkan puncak kekuasaan politik, tidak mewariskan jabatan pada keluarga, tetap sederhana sampai akhir hayatnya. Beliau sampaikan ke saya tidak ada satu jabatan pun yang layak dipertahankan dengan pertumpahan darah rakyat,” kata Alissa.
Alissa pun menceritakan kearifan seorang Gus Dur ketika menjadi presiden yang memahami keselamatan umatnya dibanding dirinya.
“Waktu itu Gus Dur mendengar santri-santri sudah menuju Jakarta untuk membela Gus Dur dari lawan politiknya, dan pada saat itu Gus Dur meninggalkan istana presiden. Bukan karena kalah, takut, tapi karena tahu, kalau beliau memutuskan untuk bertahan yang akan dikorbankan adalah anak muda yang dulu nekat membela Gus Dur,” tuturnya.
Lebih lanjut, Alissa mengatakan bahwa Gus Dur selalu menjadikan Tuhan sebagai sumber bagi kehidupan, menghadirkan imaji Tuhan dalam pembelaan kepada yang lemah saat terjadi penindasan dan ketidakadilan atas nama agama.
Dari perjuangan Gus Dur ini, Alissa berharap bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk ikut memperjuangkan nilai-nilai kesetaraan dan keadilan sesama manusia.
“Atas nama KH Abdurrahman Wahid, terima kasih, semoga teman-teman tidak lelah untuk berjuang. Kalau Gus Dur saja di usia segitu masih harus mengalami kekalahan, kegagalan sudah di atas 60 tahun, terus kenapa kita takut gagal? Jangan pernah menyerah. Semoga kita bisa mengambil inspirasi dari Gus Dur dan semoga inspirasi itu membantu kita untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik untuk umat dan bangsa Indonesia,” pungkas putri sulung Gus Dur itu.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat Singkat: 3 Amalan Meraih Pintu Surga
2
Khutbah Jumat: Ciri Orang Merugi dalam Beragama ala Rasulullah
3
Ustadz Untung, Guru Madrasah dengan Keterbatasan Fisik Terima Penghargaan Tingkat Nasional
4
Menimbang Legalisasi Kasino di Indonesia: Pelajaran dari Negara-Negara Muslim
5
Ning Farida Ulfi Jelaskan Tugas Seorang Istri dalam Pekerjaan Rumah
6
GP Ansor Sidoarjo Dorong Urban Farming dan Kerja Sama Energi untuk Ketahanan Pangan
Terkini
Lihat Semua