• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Metropolis

Kasus Bullying di Sekolah Kian Marak, Ini Kata Alissa Wahid

Kasus Bullying di Sekolah Kian Marak, Ini Kata Alissa Wahid
Alissa Wahid. (Foto: NOJ/disway)
Alissa Wahid. (Foto: NOJ/disway)

Surabaya, NU Online Jatim
Perundungan (bullying) terhadap anak di sekolah kian memprihatinkan dunia pendidikan. Meskipun telah dibuatkan langkah pencegahan untuk perundungan namun hal itu masih tetap terjadi bahkan dalam skala yang makin mencemaskan.


Menanggapi hal ini, Psikolog Keluarga Alissa Wahid menekankan pentingnya deteksi perundungan sejak dini. Deteksi dini harus dilakukan semua pihak baik itu keluarga maupun sekolah.


"Orang tua memiliki keterlibatan penting menghentikan bullying karena berperan sebagai stakeholder pertama. Sementara guru harus peka dengan situasi dan kondisi yang dihadapi oleh siswa," kata Alissa.


"Jangan sampai hal-hal yang menyebabkan siswa tidak nyaman atau bahkan membahayakan siswa terjadi secara terus menerus," sambungnya.


Hal penting yang harus dilakukan oleh pihak sekolah, terang dia, adalah melakukan sosialisasi kepada seluruh warga sekolah seperti guru, siswa, sekuriti, bahkan tenaga kebersihan juga perlu diedukasi terkait bullying. 


"Jika sudah dilakukan sosialisasi maka pihak-pihak di lingkungan sekolah akan memahami bentuk dan dampak bullying. Sehingga lebih mudah untuk meminimalisasi potensi bully di sekolah," terang Ketua PBNU itu.


Menurutnya, sosialisasi dapat dilakukan dengan cara menempel poster-poster di majalah dinding (mading) atau menyampaikannya dalam kegiatan belajar mengajar. 


"Banyak cara yang bisa dilakukan guru untuk menyosialisasikan ini. Misalnya ketika mengajar kemudian lewat pesan-pesan tempel di mading," tutur peraih penghargaan 20 Most Powerful Women 2022 pilihan Fortune Indonesia itu.


Pencegahan bullying juga dapat dilakukan dengan membuat peraturan tegas di sekolah. Peraturan ini, kata Alissa, bisa dimulai dari tingkat peraturan kelas hingga peraturan sekolah. Peraturan itu bertujuan sebagai treatment kepada pelaku bullying agar tidak mengulangi perbuatannya lagi.


"Treatment itu bukan hanya diberikan kepada korban. Tapi pelaku juga harus diberikan treatmentsupaya tidak tidak melakukan pem-bully-an lagi," ujarnya.


Lebih lanjut, Alissa mengingatkan bahwa bullying pada anak sering terjadi karena mencontoh atau terpengaruh lingkungan sekitar. Karena itu orang tua atau guru harus sangat berhati-hati dalam bertindak maupun bertutur kata. Jangan sampai hukuman atau teladan yang diberikan tanpa disadari masuk dalam kategori perundungan.


"Pendidikan kasih sayang itu harus mulai ditanamkan sejak dini oleh orang tua. Berikan contoh lewat tutur kata yang baik, tindakan yang menunjukkan welas asih. Hal itu akan dicontoh kemudian jadi kebiasaan bagi anak-anak," jelas Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian itu.


Metropolis Terbaru