• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 1 Mei 2024

Opini

Al-Qur’an dan Perilaku Bullying

Al-Qur’an dan Perilaku Bullying
Ilustrasi perilaku bullying. (Foto: NOJ/ freepik)
Ilustrasi perilaku bullying. (Foto: NOJ/ freepik)

Oleh: Annisa Fitriawati*)

 

Dalam Al-Qur'an, segala aspek kehidupan manusia telah diatur, termasuk akhlak dan perilaku terhadap sesama manusia. Namun, seringkali disaksikan perilaku yang sangat menyimpang dari ajaran Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kurangnya pondasi iman yang kuat dalam diri individu dan kurangnya interaksi dengan Al-Qur’an. Salah satu perilaku menyimpang dari ajaran Al-Qur’an tersebut adalah bullying.

 

Bullying adalah suatu tindakan agresif yang dilakukan oleh satu kelompok atau individu pada satu individu tertentu. Bullying biasanya ditujukan untuk individu yang dinilai lebih lemah atau berbeda di antara kebanyakan individu lainnya.

 

Tidak hanya dalam dunia nyata, perilaku bullying juga terjadi dalam dunia maya. Kasus bullying semakin marak terjadi melalui media sosial. Jenis perundungan ini disebut sebagai cyberbullying, yakni merujuk pada berbagai tindakan kekerasan yang dialami oleh korban melalui interaksi di dunia maya. Kasus ini mencakup ancaman, pelecehan, penyebaran informasi pribadi yang tidak sah, dan berbagai tindakan lain yang dapat merugikan korban secara emosional dan psikologis.

 

Ada beberapa faktor utama yang dapat mempengaruhi individu dalam melakukan tindakan bullying. Faktor-faktor tersebut adalah individu, keluarga, peer group, dan faktor komunitas. Dalam konteks ini, peran faktor individu menjadi yang sangat penting karena mampu membentuk perilaku seseorang, termasuk perilaku bullying. Jika dianalisis dengan keempat faktor ini, pelaku bullying sering kali memiliki keterampilan sosial yang lemah, kurangnya rasa simpati dan empati terhadap korban, serta tabiat yang cenderung menindas.

 

Dalam Al-Qur’an, perbuatan bullying bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama yang mendorong kasih sayang, keadilan, dan menghormati hak-hak sesama. Oleh karena itu, penting bagi individu, keluarga, sekolah, dan komunitas untuk memahami dan menerapkan ajaran Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari.

 

Tulisan ini membahas dua ayat Al-Qur'an yang relevan dengan tindakan bullying, yaitu QS Al-An'am: 108 dan QS Ali Imran: 66.

 

وَلَا تَسُبُّوا الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَيَسُبُّوا اللّٰهَ عَدْوًاۢ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ كَذٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ اُمَّةٍ عَمَلَهُمْۖ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

 

Artinya: “Janganlah kamu memaki (sesembahan) yang mereka sembah selain Allah karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa (dasar) pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.” (QS Al-An’am: 108)

 

Dalam kitab al-Munir, Wahbah al-Zuhaili menjelaskan bahwa sebab turunnya ayat tersebut adalah kaum Muslimin di Makkah pernah mencaci berhala-berhala orang-orang kafir, lalu orang-orang kafir mencaci Allah SWT. Sebagai respons, Allah melarang umat Muslim untuk menghina berhala-berhala tersebut karena tindakan ini bisa menyebabkan kaum yang tidak berpengetahuan mencela Allah.

 

Buya Hamka juga menekankan bahwa ayat ini mengajarkan betapa pentingnya menghormati keyakinan orang lain dan tidak melakukan bullying apabila terdapat perbedaan, terutama dalam aspek agama. Hal tersebut sebagaimana dalam firman Allah pada QS Ali Imran: 66:

 

هٰٓاَنْتُمْ هٰٓؤُلَاۤءِ حَاجَجْتُمْ فِيْمَا لَكُمْ بِهٖ عِلْمٌ فَلِمَ تُحَاۤجُّوْنَ فِيْمَا لَيْسَ لَكُمْ بِهٖ عِلْمٌ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

 

Artinya: “Begitulah kamu. Kamu berbantah-bantahan tentang apa yang kamu ketahui, tetapi mengapa kamu berbantah-bantahan (juga) tentang apa yang tidak kamu ketahui? Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS Ali Imran: 66)

 

Dalam Tafsir al-Qurthubi dijelaskan bahwa ayat ini mengingatkan kita untuk tidak terlibat dalam perselisihan atau berbantah-bantahan tanpa pengetahuan yang cukup. Hal ini dapat diterapkan pada kasus bullying, sebab pemahaman yang benar dan pengetahuan yang memadai dapat membantu mengurangi perselisihan dan dampak negatif dari tindakan yang tidak bijaksana atau merugikan.

 

Karena itu, dengan memahami dan menginternalisasi nilai-nilai Islam, terutama dalam konteks bullying, dapat menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan penuh toleransi.

 

Semoga tulisan ini memberikan wawasan yang berguna dan mendorong pembaca untuk merenung tentang pentingnya menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Al-Qur'an.

 

*) Annisa Fitriawati, mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya.


Opini Terbaru