• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 23 April 2024

Rehat

9 Hal yang Harus Dilakukan saat Menghafal Al-Qur’an

9 Hal yang Harus Dilakukan saat Menghafal Al-Qur’an
9 cara berikut dapat dilakukan demi kelancaran saat ada rencana menghafal Al-Qur'an. (Foto: NOJ/PDr)
9 cara berikut dapat dilakukan demi kelancaran saat ada rencana menghafal Al-Qur'an. (Foto: NOJ/PDr)

Saat sudah memiliki kebulatan tekad untuk menghafal Al-Qur’an, ada 9 hal yang harus diperhatikan. Semua untuk memastikan bahwa rencana menghafal Al-Qur’an akan sesuai yang diharapkan. Juga 3 cara sebagai upaya supaya hafalan Al-Qur’an dapat terjaga dengan baik.
 

1. Menjaga wudhu agar bisa membaca Al-Qur’an di mushaf setiap saat dibutuhkan.
 

2. Membiasakan bangun sebelum subuh agar bisa menghafal Al-Qur’an pada sepertiga malam.
 

3. Konsisten terhadap jadwal yang telah disusun, baik untuk hafalan yang baru atau sekadar muraja’ah (mengulang hafalan). Schedule yang dibuat tidak boleh dilanggar. Jika ada kesibukan yang lain sehingga harus meninggalkan hafalan baru dan muraja’ah, maka harus diqadha atau diganti di lain waktu.
 

4. Bersabar atas segala ujian dan cobaan saat menghafal Al-Qur’an dengan selalu bersandar pada Al-Qur’an.
 

5.    Dalam menghafal, harus memperhatikan ayat-ayat yang mirip (mutasyabihat), agar hafalannya tidak rancau.
 

6. Membiasakan mengulang hafalan saat shalat untuk memantapkan hafalan, dan juga membiasakan menuliskannya ke dalam kertas, agar selain hafal dalam bentuk ingatan juga hafal dalam bentuk tulisan.
 

7. Menggunakan satu mushaf, agar terbiasa dan tidak bingung letak awal dan akhir ayat yang dihafal.
 

8. Menyetorkan hafalan kepada guru yang kompeten
 

9.  Adapun cara menghafal Al-Qur’an ada 3 metode, yaitu: 
 

A. Thariqah Tasalsuli 
 

Metode ini adalah membaca satu ayat pertama, kemudian diulang-ulang untuk dihafalkan. Setelah hafal pada ayat pertama ini, maka dilanjutkan pada ayat kedua untuk diulang-ulang sampai hafal dengan lancar dan mutqin (melekat sangat kuat). Setelah yang kedua ini hafal, maka diulang (menggabungkan) ayat pertama dan ayat kedua. Setelah dua ayat di atas dirasa sudah mutqin dan lancar, maka dilanjutkan pada ayat yang ketiga dan seterusnya sampai batas hafalan yang telah tersusun dalam jadwal setiap harinya. 

  

B. Thariqah Jam’i 
 

Metode ini adalah menghafal ayat pertama sampai lancar, kemudian dilanjutkan pada ayat kedua sampai lancar, dan kemudian dilanjutkan pada ayat yang ketiga sampai lancar juga hingga sampai pada batas hafalan yang telah disusun dalam jadwal setiap harinya. 
 

Setelah sempurna pada batas ayat yang dihafal, maka diulang dari awal ayat pertama hingga terakhir dengan beberapa kali pengulangan hingga hafalan lancar tanpa kendala. 
 

C. Thariqah Muqassam 
 

Metode ini ialah membagi hafalan pada beberapa bagian terbatas dalam makna, dan menuliskan hasil hafalannya tersebut ke dalam kertas. Dan memberi setiap yang dihafal dengan subjudul, kemudian dihafalkan secara komulatif dan digabungkan (lihat: Mustafa Murad, Kaifa Tahfadz Al-Qur’an, Kairo: Dar al-Fajr li al-Turats, 2003, halaman: 16).
 

Dalam sebuah kesempatan, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa umatnya yang paling mulia adalah mereka yang menghafal Al-Qur’an. Karenanya, besarnya keinginan sejumlah kalangan untuk menghafal Al-Qur’an bisa jadi berburu kedudukan paling mulia tersebut.
 

Kemuliaan lain yang melekat bagi mereka yang menghafal Al-Qur’an tidak sekadar label kemuliaan. Yakni juga syafaat bagi kedua orang tua sang penghafal. Demikian mulianya mereka yang berkenan menghafal kalam ilahi ini. 
 


Imam al-Syatibi menggubah sebuah syair yang sangat bagus untuk menggambarkan kemuliaan yang didapatkan oleh para penghafal Al-Qur’an dan kedua orang tuanya, yaitu:
 

هنيئا مريئا والداك عليهما  ملابس أنوار من التاج والحلا 
 

Artinya: Sungguh senang dan menggembirakan, kedua orang tuanya memakai mahkota dan perhiasan yang bercahaya (kelak di akhirat sebagai balasannya). 
 

Tulisan berikutnya akan membahas cara yang hendaknya dilakukan setelah berhasil menghafal Al-Qur’an, insyaallah.


Editor:

Rehat Terbaru