Alissa Wahid: Paus Fransiskus Hadirkan Teladan Kesederhanaan di Tengah Wabah Nafsu Kekuasaan
Rabu, 4 September 2024 | 19:00 WIB
Surabaya, NU Online Jatim
Jaringan Gusdurian menyambut antusias kedatangan Paus Fransiskus, Pemimpin Katolik Dunia, di Indonesia.
Alissa Wahid, Direktur Jaringan Gusdurian, mengapresiasi kunjungan Paus Fransiskus sebagai contoh nyata teladan. Menurutnya, Paus Fransiskus menunjukkan kesederhanaan di tengah maraknya nafsu kekuasaan.
Kesederhanaan Paus Fransiskus terlihat jelas saat ia tidak meminta fasilitas super mewah dari Pemerintah Indonesia. Bahkan, Paus Fransiskus memilih menggunakan mobil standar kelas menengah, yang berada di bawah standar kendaraan pejabat madya dan pejabat utama di Indonesia.
"Di tengah wabah nafsu pada harta, politik uang, korupsi, kolusi, nepotisme, dan hasrat kekuasaan yang bertentangan dengan nilai agama dan demokrasi, Paus Fransiskus hadir dengan teladan kesederhanaannya," kata Alissa, dalam keterangan tertulis yang diterima NU Online, Rabu (4/9/2024).
Selain itu, Paus Fransiskus memberikan panduan kepada semua pihak untuk meletakkan persoalan dasar kehidupan manusia sebagai agenda bersama.
Beberapa isu dasar yang dapat menjadi agenda bersama adalah demokrasi, perdamaian, keadilan sosial, kemiskinan, kekerasan terhadap perempuan, kebebasan, dan rusaknya lingkungan hidup akibat keserakahan manusia.
"Komitmen Paus Fransiskus terhadap perdamaian, keberpihakannnya pada kelompok lemah, kesederhanaan, serta pertaubatan ekologisnya adalah teladan yang harus kita junjung bersama," kata Alissa.
Ia menegaskan bahwa kehadiran Paus Fransiskus lebih dari sekadar kunjungan simbolis, melainkan sebagai dorongan kuat untuk menekankan nilai-nilai fundamental yang sering kali terabaikan dalam praktik demokrasi.
Kehadiran Paus Fransiskus juga mengingatkan pentingnya mengedepankan etika dan moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga semua suara, termasuk kritik terhadap kebijakan pemerintah, dapat didengar dan diperhitungkan.
"Kunjungan ini harus menjadi momentum bagi bangsa Indonesia untuk tidak hanya fokus pada prosedur demokrasi, tetapi juga memastikan bahwa etika serta nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan tetap menjadi praktik nyata demi kepentingan semua warga negara," ucap Alissa.
Lebih jauh, kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia juga menjadi momentum untuk mensyukuri perdamaian, keterbukaan, dan toleransi yang ada di Indonesia.
"Rasa syukur yang ada harus menjadi penyemangat kepada seluruh bangsa Indonesia untuk terus bekerja dalam menciptakan ketertiban dunia, perdamaian abadi, dan keadilan sosial," kata salah satu Ketua PBNU itu.
Kunjungan Paus juga menjadi momentum berharga menegaskan kembali pentingnya kerja kolaboratif antariman dalam menyelesaikan permasalahan di masyarakat.
Ia mencontohkan kolaborasi antariman yang dilakukan Gus Dur bersama Romo Mangunwijaya untuk mengadvokasi korban penggusuran warga di Kedung Ombo oleh rezim Soeharto.
"Ini adalah contoh kolaborasi antariman yang harus kita teruskan. Dialog antariman sudah berhasil kita wujudkan di Indonesia, saatnya mewujudkan kerja kolaboratif antariman," tuturnya.
Terpopuler
1
Safari Kepulauan, Ketua Ansor Jatim Sapa Kader di Sapeken dan Kangean
2
Dalil Kesunahan Selamatan Pulang Haji, Tak Sekadar Tradisi Lokal
3
Bupati Lukman Hakim Ditetapkan Sebagai Kasatkorcab Banser Bangkalan
4
Retreat Organisasi: GP Ansor Pacitan Dorong Adaptasi Aturan Baru dan Regenerasi
5
Kesan Jamaah Haji KBIHU MWCNU Singosari Jalani Ibadah di Tanah Suci
6
Bot Farm: Penyesat Opini di Media Sosial
Terkini
Lihat Semua