Tokoh

Mengenang Bahri Supardi, Sosok Pemimpin dan Teladan Lintas Kalangan

Sabtu, 2 Agustus 2025 | 17:00 WIB

Mengenang Bahri Supardi, Sosok Pemimpin dan Teladan Lintas Kalangan

Almarhum Bahri Supardi bersama istrinya. (Foto: NOJ/ Sutrisno Akbar)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Bahri Supardi adalah sosok pemimpin inspiratif dan menjadi teladan bagi banyak orang. Di organisasi Nahdlatul Ulama, ia memiliki peran penting dalam mengembangkan kegiatan keagamaan dan sosial di masyarakat.

 

Namun, sejumlah pengabdiannya itu kini tinggal kenangan. Bahri Supardi, atau akrab disapa Pardi, meninggal dunia pada Sabtu, 5 Juli 2025 lalu, sekira pukul 19.30 WIB. Menyisakan duka bagi orang-orang di sekitar, terutama di lingkungan NU dan Kementerian Agama (Kemenag), tempat ia berkhidmah di jalur birokrasi.

 

Pengadiannya di NU dimulai saat menjabat sebagai Ketua Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Pabean, Sedati, Sidoarjo. Tak tanggung, amanah tersebut ia emban selama empat periode atau 20 tahun. Ia istiqamah merawat jamaah dan jamiyah NU di kawasan Sedati, Sidoarjo.

 

Selain di tingkat Ranting NU, Pardi juga pernah menjadi Wakil Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Sedati dan salah satu Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sidoarjo. Bahkan, ia pernah berkhidmah di tingkat Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, yakni sebagai Wakil Ketua Lembaga Wakaf dan Pertanahan NU.

 

Masa Kecil dan Pendidikan

Pardi lahir di Tuban, pada 28 Juli 1969 silam. Ia merupakan putra dari pasangan Wiro Raji dan Sulamah. Keduanya adalah keluarga petani tulen di Desa Tasikharjo, Kecamatan Jenu, Tuban.

 

Ia tumbuh dalam lingkungan yang sederhana dan memiliki nilai-nilai keagamaan yang kuat. Ia juga dibesarkan oleh orang tua yang memiliki komitmen yang kuat terhadap pendidikan.

 

Pardi menempuh pendidikan di SDN Tasikharjo dan SMPN 1 Tambakboyo, kemudian melanjutkan pendidikan di MAN Tuban. Ia memiliki komitmen yang kuat terhadap pendidikan dan selalu berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya.

 

Ia tidak hanya fokus pada pendidikan formal, tetapi juga memperkaya diri dengan pengalaman dan pengetahuan yang luas. Keseriusannya dalam pendidikan menunjukkan bahwa dengan kerja keras dan dedikasi yang tinggi, seseorang dapat mencapai kesuksesan dan memberikan dampak yang positif bagi masyarakat.

 

Perjalanan Karir

Pardi memulai karirnya menjadi guru madrasah hingga dipercaya sebagai Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Khoirul Huda Payan, Pabean, Sedati, Sidoarjo. Dalam perjalanannya, ia berhasil menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) tahun 2000 dan ditugaskan sebagai guru Agama di SDN Puspo dan Tosari, Pasuruan.

 

Ayah empat anak itu kemudian pindah tugas di MIN Bulusari, Gempol, Pasuruan, dan mengantarkannya menjadi Kepala Madrasah di lembaga pendidikan negeri di bawah naungan Kemenag itu selama lima tahun.

 

Berkat kepemimpinan dan inovasi yang dilakukan, Pardi dipromosikan sebagai Kepala MTs Negeri Prigen dan MTs Negeri Bangil, Pasuruan. Amanah itu secara berurutan masing-masing berjalan dua tahun. Hingga pada 2016, ia dipromosikan menjadi Kepala Seksi (Kasi) Kesiswaan Bidang Pendidikan Madrasah pada Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Provinsi Jawa Timur.

 

Meskipun sudah menjadi pejabat publik Pardi terus melanjutkan pendidikannya hingga meraih gelar doktor dalam Ilmu Administrasi. Dengan latar belakang pendidikan yang kuat, Pardi selalu istiqamah belajar dan bekerja selama meniti karir sebagai pejabat pemerintah di Kemenag.

 

Dalam perkembangan karirnya, pada tahun 2019. ia diamanahi sebagai Kepala Kemenag Sampang, Kepala Kemenag Kota Surabaya, dan Kepala Kemenag Gresik sampai akhir hayatnya.

 

Wafatnya Pardi meninggalkan kenangan baik bagi masyarakat luas. Rasa kehilangan itu terlihat saat pemakamannya yang dihadiri sejumlah tokoh agama dan pejabat publik. Di antaranya, Ketua MUI Jatim, Kepala Kanwil Kemenag Jatim, Bupati Sidoarjo, serta sejumlah Kepala Kemenag kabupaten/kota di Jawa Timur.