• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Metropolis

4 Prioritas Kehidupan Gus Dur menurut Alissa Wahid

4 Prioritas Kehidupan Gus Dur menurut Alissa Wahid
Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid atau Ning Alisa pada acara haul ke-13 Gus Dur di Pondok Pesantren Wahid Hasyim, Ciganjur, Jakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (17/12/2022) malam. (Foto: NOJ/NU Network)
Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid atau Ning Alisa pada acara haul ke-13 Gus Dur di Pondok Pesantren Wahid Hasyim, Ciganjur, Jakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (17/12/2022) malam. (Foto: NOJ/NU Network)

Jakarta, NU Online Jatim

Semasa hidupnya, ada 4 prioritas yang selalu dilakukan almaghfurlah KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Yakni Islam, Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan keluarga. Dan hal tersebut demikian nyata dibuktikan dalam kiprah keseharian semasa hidupnya.   


Penegasan tersebut diungkapkan Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid atau Ning Alisa. Dia mewakili keluarga menyampaikan pengakuan pada acara haul ke-13 Gus Dur di  Pondok Pesantren Wahid Hasyim, Ciganjur, Jakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (17/12/2022) malam.


"Pada saat saya berumur empat belas tahun, Gus Dur pernah bilang kepada saya jangan berharap bapak seperti bapaknya teman-temanmu ya. Karena bapak tidak akan banyak punya waktu untuk kalian lantaran keluarga merupakan prioritas nomor empat,  bukan yang pertama," katanya.


Menurutnya, meskipun Gus Dur sudah wafat 13 tahun tahun lalu, namun hingga sekarang kiprahnya masih dirasakan pihak lain. Baik pemikiran dan jejak kehidupan terus menjadi bahan inspirasi dan keteladanan. Dan hal tersebut tentu saja buah dari 4 prioritas hidupnya.


"Beliau sosok yang multidimensi, humoris, pembela hak-hak minoritas, pejuang demokrasi, negarawan bahkan pengamat sepak bola,"ujar perempuan kelahiran 25 Juni 1973 tersebut.


Ning Alisa juga menjelaskan bahwa tahlil dalam rangkaian haul kali ini diikuti 6 pondok pesantren. Hal tersebut sengaja dipilih lantaran pesantren yang ada pernah memiliki sejarah penting dalam perjalanan Gus Dur dan NU. Yakni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo, Jawa Timur sebagai tempat terselenggaranya Munas Alim Ulama tahun 1983 dan Muktamar ke-27 NU pada tahun 1984. Berikutnya Pondok Pesantren Al-Munawir, Krapyak, Yogyakarta selaku tuan rumah Muktamar ke-28 NU.


Ketiga adalah Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat sebagai lokasi Muktamar ke-29 NU, berikutnya Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur selaku tuan rumah Muktamar ke- 30 NU. Kelima, Pondok Pesantren Darusalamah Bandar Lampung, lokasi Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar NU, serta Pondok Pesantren Qomarul Huda Lombok, Nusa Tenggara Barat selaku lokasi Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar NU di tahun 1997.


Hadir pada acara haul kali ini imam besar Masjid Istiqlal Prof KH Nasaruddin Umar, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan jajarannya serta para kiai, cendekiawan, pejabat, politisi, budayawan dan aktivis sosial. 


Beberapa tokoh dengan berbagai latar belakang juga ditampilkan testimoninya, khususnya mereka yang dulu pernah dibela Gus Dur. Selain digelar secara luring, acara ini juga diikuti secara daring melalui live streaming.


Editor:

Metropolis Terbaru