Gus Mus Ingatkan Masyarakat untuk Jaga Kerukunan saat Pemilu
Jumat, 26 Januari 2024 | 11:00 WIB
Surabaya, NU Online Jatim
KH Musthofa Bisri atau Gus Mus, yang menjabat sebagai Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), mengingatkan masyarakat, terutama para anggota NU, untuk tetap menjaga kerukunan, ketenangan, dan tidak berlebihan dalam mendukung calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada Pemilihan Umum 2024.
"Nasihat saya, kalau kalian setuju. Di tahun politik ini, tenang saja. Ini sesuatu yang rutinan setiap 5 tahun sekali. Kalau teman kalian tidak sama pilihan sama kalian, ya tidak apa-apa," tutur Gus Mus dalam kegiatan Lailatul Ijtima' PWNU Jawa Tengah, dikutip dari Youtube Kanal Mata Air, Kamis (24/1/2024).
Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang, Jawa Tengah ini, perbedaan pilihan sesuatu yang alamiah dan akan berulang setiap ada pemilu. Penyebabnya tentu ada banyak faktor, bisa karena kedekatan emosional, perbedaan sudut pandang, hingga beda dalam tujuan.
Namun, ciri dari tokoh NU dan Nahdliyin sejak dulu selalu berpendapat berdasarkan dalil-dalil atau dasar yang kuat sehingga dalam setiap gerak-geriknya ada landasan yang kuat.
"Karena ketidaksamaan tersebut sesuatu yang alamiah. Beda itu fitrah, tidak ada salahnya beda," tegas Gus Mus.
Gus Mus juga mengingatkan, jangan sampai perbedaan pilihan dalam pemilu yang lima tahun sekali merusak pernikahan yang sudah dibangun puluhan tahun. Begitu juga pemilu tersebut tidak boleh merenggut persaudaraan dan memutuskan silaturahim.
"Suami istri beda pilihan itu tidak dosa, jangan bertengkar. Kenapa harus bertengkar, yang enak adalah calonnya. Kalian dapat apa ketika harus ngotot-ngototan?" kata Gus Mus.
Menurut Gus Mus, untuk menyikapi ketika ada yang meminta dukungan maka jika cocok, dukung dengan tanpa merusak hubungan suami istri dan persaudaraan. Karena nanti lima tahun kemudian akan ada calon baru lagi, beda kembali calonnya, calon yang didukung akan berbeda lagi.
"Jadi ketika ada yang minta dukungan ya didukung, biasa saja. Jadi tenang saja, tidak perlu tegang-tegangan, santai aja. Tidak perlu merengut (cemberut) terus-menerus. Hidup akhir zaman jangan banyak gaya. Syukur yang diperbanyak," ucap dia.
Gus Mus juga mengingatkan pengurus Nahdlatul Ulama yang ada di Jawa Tengah untuk lebih fokus ke politik kebangsaan dan kerakyatan. Memikirkan nasib petani yang belum sejahtera.
Gus Mus sepakat jika pengurus NU Jawa Tengah fokus penguatan akar rumput. Penguatan ekonomi masyarakat kecil. Warga NU harus disiapkan secara kolektif untuk kapasitas dan keilmuannya. Jangan hanya ikut-ikutan atau hura-hura saja, kata Gus Mus.
"Kesimpulannya, NU balik ke awalnya, tujuan awalnya menyantuni masyarakat, mengelola masyarakat, mengurus masyarakat, pengurus-pengurus NU harus ingat ini," tandas dia.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat Singkat: 3 Amalan Meraih Pintu Surga
2
GP Ansor Sidoarjo Dorong Urban Farming dan Kerja Sama Energi untuk Ketahanan Pangan
3
Tangis Haru Warnai Keberangkatan 1193 CJH Kota Malang 2025
4
Meneladani KH Mahmud Hamzah: Ulama, Hakim dan Arsitek Keluarga Maslahah
5
Mengatasi Krisis Moral Melalui Pendidikan Islam yang Holistik
6
Tingkatkan Kualitas, MI Bilingual Ma’arif Ketegan Kunjungan ke Singapura-Malaysia
Terkini
Lihat Semua