NU Online

LF PBNU: Hilal Safar 1447 H Terlihat, Penuhi Kriteria Imkanurrukyah

Jumat, 25 Juli 2025 | 14:00 WIB

LF PBNU: Hilal Safar 1447 H Terlihat, Penuhi Kriteria Imkanurrukyah

Ilustrasi bulan Shafar. (Foto: dok. NU Online)

Surabaya, NU Online Jatim

Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) merilis data hisab hilal jelang Shafar 1447 H melalui Surat Instruksi Rukyah Shafar 1447 H pada 29 Muharram 1446 H / 25 Juli 2025 M di Indonesia yang dikeluarkan pada Rabu (23/7/2025).


Data hisab ini merupakan hasil perhitungan LF PBNU yang dilakukan untuk hari Jumat Pon, 29 Muharram 1447 H / 25 Juli 2025 M. Perhitungan dilakukan pada titik markaz Jakarta, tepatnya di Gedung PBNU Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat (koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT). Perhitungan ini dilakukan dengan metode falak (hisab) tahqiqi tadqiki ashri kontemporer khas Nahdlatul Ulama.


Data hisab menunjukkan bahwa hilal akhir Muharram 1447 H atau bertepatan dengan Jumat Pon, 25 Juli 2025 M adalah 6 derajat 57 menit 45 detik dengan elongasi 8 derajat 32 menit 37 detik dan lama hilal di atas ufuk 32 menit 33 detik. Sementara ijtimak (konjungsi) terjadi pada J umat Pon 25 Juli 2025 M pukul 02:12:20 WIB.


Sementara itu, letak Matahari terbenam pada posisi 19 derajat 34 menit 02 detik utara titik barat, sedangkan letak hilal berada pada posisi 21 derajat 22 menit 33 detik utara titik barat dengan mendudukkan hilal pada 1 derajat 48 menit 32 detik utara Matahari.


Adapun parameter hilal terkecil itu terdapat di Kota Merauke, Provinsi Papua Selatan. Ketinggian hilal di sana mencapai 5 derajat 46 menit dan elongasi hilal hakiki 7 derajat 28 menit, serta lama hilal di atas ufuk 27 menit 35 detik.


Sementara tinggi hilal terbesar terjadi di Sabang, Provinsi Aceh. Ketinggian hilal di sana mencapai 7 derajat 4 menit, elongasi hilal hakiki 9 derajat 03 menit, dan lama hilal di atas ufuk 34 menit 18 detik.


Data di atas menunjukkan bahwa hilal sudah berada di atas ufuk dan sudah memenuhi kriteria imkanurrukyah. Pasalnya, tinggi hilal sudah di atas 3 derajat dan elongasi lebih dari 6,4 derajat.


Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga merilis data perhitungan hilal 1 Shafar 1447 H dalam Informasi Prakiraan Hilal Saat Matahari Terbenam Tanggal 25 Juli 2025 M (Penentu Awal Bulan Shafar 1447 H).


Dalam informasi itu, dijelaskan bahwa konjungsi akan terjadi pada hari Kamis, 24 Juli 2025 M, pukul 19.11.01 UT atau Jumat, 25 Juli 2025 M, pukul 02.11.01 WIB atau Jumat, 25 Juli 2025 M, pukul 03.11.01 WITA atau Jumat, 25 Juli 2025 M, pukul 04.11.01 WIT.


Di wilayah Indonesia pada tanggal 25 Juli 2025, waktu Matahari terbenam paling awal adalah pukul 17.36.23 WIT di Merauke, Papua dan waktu Matahari terbenam paling akhir adalah pukul 18.57.13 WIB di Sabang, Aceh.


Dengan memperhatikan waktu konjungsi dan Matahari terbenam, dapat dikatakan konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam tanggal 25 Juli 2025 di wilayah Indonesia.


Adapun ketinggian Hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 25 Juli 2025, berkisar antara 5,71 derajat di Merauke, Papua sampai dengan 7,75 derajat di Sabang, Aceh.


Sementara itu, besaran elongasi geosentris di Indonesia saat Matahari terbenam pada 25 Juli 2025, berkisar antara 7,84 derajat di Merauke, Papua Selatan sampai dengan 9,42 derajat di Sabang, Aceh.


Data BMKG juga menunjukkan umur Bulan di Indonesia saat Matahari terbenam pada 25 Juli 2025 berkisar antara 13,42 jam di Merauke, Papua Selatan sampai dengan 16,77 jam di Sabang, Aceh. Sementara lama hilal saat Matahari terbenam pada 25 Juli 2025 berkisar antara 28,92 menit di Merauke, Papua sampai dengan 37,48 menit di Sabang, Aceh.