NU Online

Rilis Data Rukyatul Hilal Awal Dzulqa'dah 1446 H oleh LF PBNU

Senin, 28 April 2025 | 20:00 WIB

Rilis Data Rukyatul Hilal Awal Dzulqa'dah 1446 H oleh LF PBNU

Ilustrasi bulan Dzulqadah. (Foto: dok. NU Online)

Surabaya, NU Online Jatim

Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) merilis data hilal menjelang Dzulqa'dah 1446 H melalui Surat Instruksi Rukyah Dzulqo’dah 1446 H pada 29 Syawal 1446 H / 28 April 2025 M di Indonesia yang dikeluarkan pada Ahad (27/4/2025).


Data hisab ini merupakan hasil perhitungan LF PBNU yang dilakukan untuk hari Senin Kliwon 29 Syawal 1446 H yang bertepatan dengan tanggal 29 April 2025 M pada titik Gedung PBNU Jl Kramat Raya Jakarta Pusat dengan koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT. Perhitungan ini dilakukan berdasarkan perhitungan metode ilmu falak (sistem hisab) jama’i atau tahqiqy tadqiky ashri kontemporer khas Nahdlatul Ulama.


Data hisab menunjukkan bahwa hilal akhir Syawal 1446 H atau bertepatan dengan Senin Kliwon, 28 April 2025 M adalah 4 derajat 56 menit 18 detik dengan elongasi 9 derajat 48 menit 34 detik dan lama hilal di atas ufuk 23 menit 47 detik. Sementara ijtimak (konjungsi) terjadi pada Senin Kliwon 28 April 2025 M pukul 02:32:01 WIB.


Adapun parameter hilal terkecil itu terdapat di Kota Merauke, Provinsi Papua Selatan. Ketinggian hilal di sana mencapai 3 derajat 37 menit dan elongasi hilal hakiki 8 derajat 33 menit, serta lama hilal di atas ufuk 17 menit 61 detik.


Sementara tinggi hilal terbesar terjadi di Sabang, Provinsi Aceh. Ketinggian hilal di sana mencapai 6 derajat 53 menit, elongasi hilal hakiki 10 derajat 21 menit, dan lama hilal di atas ufuk 30 menit 54 detik.


Data di atas menunjukkan bahwa hilal sudah berada di atas ufuk dan sudah memenuhi kriteria imkanur rukyah. Pasalnya, tinggi hilal sudah di atas 3 derajat dan elongasi lebih dari 6,4 derajat.


Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga merilis data perhitungan hilal 1 Dzulqa'dah 1446 H dalam Informasi Prakiraan Hilal Saat Matahari Terbenam Tanggal 28 April 2025 M (Penentu Awal Bulan Dzulqa'dah 1446 H).


Dalam informasi itu, dijelaskan bahwa konjungsi akan terjadi pada hari Ahad, 27 April 2025 M, pukul 19.31.03 UT atau  Senin, 28 April 2025 M, pukul 02.31.03 WIB atau Senin, 28 April 2025 M, pukul 03.31.03 WITA atau  Senin, 28 April 2025 M, pukul 04.31.03 WIT, yaitu saat nilai bujur ekliptika Matahari dan Bulan tepat sama 37,78 derajat.


Periode sinodis Bulan terhitung sejak konjungsi sebelumnya (awal bulan Ramadhan 1446 H) hingga konjungsi yang akan datang (awal bulan Syawal 1446 H) adalah 29 hari 10 jam 13 menit.  


Di wilayah Indonesia pada tanggal 28 April 2025, waktu Matahari terbenam paling awal adalah pukul 17.30.38 WIT di Merauke, Papua Selatan dan waktu Matahari terbenam paling akhir adalah pukul 18.45.39 WIB di Sabang, Aceh. Dengan memperhatikan waktu konjungsi dan Matahari terbenam, dapat dikatakan konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam tanggal 28 April 2025 di seluruh wilayah Indonesia.


Adapun ketinggian Hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 28 April 2025, berkisar antara 3 derajat 42 menit di Merauke, Papua Selatan sampai dengan 6 derajat 82 menit di Sabang, Aceh.


Sementara itu, besaran elongasi geosentris di Indonesia saat Matahari terbenam pada 28 April 2025 berkisar antara 8.66 derajat di Merauke, Papua Selatan sampai 10.47 derajat di Sabang, Aceh.


Data BMKG juga menunjukkan umur Bulan di Indonesia saat Matahari terbenam pada 28 April 2025, berkisar antara 12,99 jam di Merauke, Papua Selatan sampai dengan 16,24 jam di Sabang, Aceh.


Adapun lama hilal saat Matahari terbenam pada 28 April 2025, berkisar antara 18.23 menit di Merauke, Papua Selatan sampai dengan 33,83 menit di Sabang, Aceh.


Melalui laporan yang sama, BMKG mengingatkan bahwa pada saat rukyatul hilal, ada sejumlah benda astronomis yang berpotensi dianggap hilal padahal lain, seperti Venus atau Merkurius yang merupakan planet, bisa berupa Sirius yang merupakan bintang, dan banyak lainnya.


Meskipun demikian, BMKG menyampaikan bahwa pada tanggal 29 dan 30 Maret 2025, dari sejak Matahari terbenam hingga Bulan terbenam tidak ada objek astronomis lainnya yang jarak sudutnya lebih kecil daripada 10 derajat dari Bulan.