Surabaya, NU Online Jatim
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) secara resmi mulai diterapkan hari ini, Rabu (1/1/2025). Presiden Prabowo Subianto bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan bahwa kenaikan PPN dilakukan secara selektif dan hanya berlaku untuk barang-barang yang dikategorikan sebagai barang mewah.
Barang mewah yang dimaksud adalah produk yang termasuk dalam objek Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 15 tahun 2023.
"Saya ulangi, kenaikan PPN 11 persen ke 12 persen dikenakan terhadap barang dan jasa mewah, yaitu barang dan jasa tertentu yang selama ini sudah kena PPN barang mewah yang dikonsumsi golongan masyarakat mampu," kata Prabowo dalam konferensi pers di kantor Kementerian Keuangan, Selasa (31/12/2024).
Sementara itu, senada dengan Prabowo, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut ada barang sebelumnya kena PPN 11 persen maka akan tetap bayar PPN 11 persen ke depannya beberapa barang tidak naik PPN. Sementara yang sebelumnya barang dan jasa kebutuhan pokok dibebaskan PPN akan tetap tidak membayar PPN.
"Seluruh barang dan jasa yang selama ini (bayar PPN) 11 persen tetap 11 persen, tidak ada kenaikan PPN untuk hampir seluruh barang dan jasa yang selama ini tetap 11 persen. Barang dan jasa yang selama ini mendapatkan pengecualian yaitu PPN nya 0 persen yaitu tidak sama sekali membayar PPN," terang Sri Mulyani .
Berikut ini tentang barang yang kena dan tidak kena PPN 12 persen.
(1) Barang Kena PPN 12 persen
Barang mewah yang berlaku kenaikan PPN jadi 12 persen jika merujuk Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 15 tahun 2023 misalnya pesawat jet pribadi, yacht, hingga hunian mewah (rumah, kondominium, apartment, townhouse) dengan harga jual Rp 30 miliar atau lebih.
Lalu balon udara, pesawat udara, peluru senjata api kecuali untuk keperluan negara, helikopter, kelompok senjata api kecuali untuk keperluan negara, hingga kapal mewah yang bukan untuk angkutan umum. Kenaikan PPN juga berlaku untuk kendaraan bermotor yang kena PPnBM.
(2) Barang tidak kena PPN 12 persen dan barang bebas PPN
Sri Mulyani menyebut barang dengan PPN 0 persen antara lain beras, jagung, kedelai, buah-buahan, sayur-sayuran, ubi jalar, ubi kayu, gula, ternak dan hasil ternak, susu segar, unggas, hasil pemotongan hewan, kacang tanah, padi-padian, ikan, udang, hingga rumput laut.
Kemudian juga tiket kereta, angkutan orang, jasa angkutan umum, jasa angkutan sungai dan penyeberangan, jasa biro perjalanan, jasa pendidikan pemerintah dan swasta, buku-buku pelajaran, kitab suci, jasa kesehatan, pelayanan kesehatan medis milik pemerintah dan swasta.
Lalu jasa keuangan, dana pensiun, jasa keuangan lain seperti pembiayaan, kartu kredit, asuransi hingga reasuransi tetap mendapatkan fasilitas PPN 0 persen atau tidak membayar PPN.
(3) Barang yang PPN-nya tetap 11 persen
Sri Mulyani juga menjelaskan tidak akan ada perubahan soal tarif PPN selain untuk barang-barang mewah. Artinya produk yang selama ini berlaku tarif PPN 11 persen, misalnya sampo dan sabun, tetap berlaku tarif PPN yang sama.
"Jadi itu saja yang kena 12 persen, yang lainnya yang selama ini sudah 11 persen tidak ada kenaikan. Jadi mulai sampo, sabun dan segala macam yang sudah sering di media sosial itu sebenarnya tetap tidak ada kenaikan PPN. Nanti kami juga akan segera mengeluarkan PMK," tutupnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 2 Amalan yang Sangat Dianjurkan di Bulan Muharram
2
Memasuki Bulan Muharram, Ini 12 Amalan yang Hendaknya Dilaksanakan
3
Khidmat dan Haru, MI At-Taqwa Bondowoso Wisuda 290 Santri
4
LF PBNU dan LBM PBNU Gelar Pra-Bahtsul Masail di Situbondo
5
RMI PBNU Umumkan Hasil Seleksi Tahap 1 Beasiswa
6
Resmi Dilantik, Fatayat NU Bondowoso Diharap Bersinergi dengan Pemda
Terkini
Lihat Semua