• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Pemerintahan

OPOP Targetkan 1000 Produk Unggulan Pesantren Hingga Tahun 2023

OPOP Targetkan 1000 Produk Unggulan Pesantren Hingga Tahun 2023
Sekretaris OPOP optimis lahirkan 1000 produk pesantren hingga 2023. (Foto: NOJ/ri)
Sekretaris OPOP optimis lahirkan 1000 produk pesantren hingga 2023. (Foto: NOJ/ri)

Surabaya, NU Online Jatim
Jawa Timur tercatat sebagai provinsi yang memiliki jumlah pesantren cukup banyak. Saat ini tercatat ada 6000 pesantren yang berdiri di Jawa Timur. Oleh karena itu, program One Pesantren One Product (OPOP) milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur menargetkan 1000 pesantren mampu melahirkan produk unggulan hingga tahun 2023.

 

“Tahun 2019 lalu ada 150 pesantren yang sudah terdaftar di OPOP. Tahun ini ada 200 pesantren, dan setiap tahun akan ditambah. Sehingga 2023 kami targetkan ada 1000 pesantren yang memiliki produk unggulannya,” kata Muhammad Ghofirin, Sekretaris OPOP pada Minggu (14/11/2020).

 

Ghofirin melanjutkan, bahwa untuk bergabung dengan OPOP persyaratannya cukup mudah. Yaitu pesantren sudah terdaftar di Kementerian Agama dan memiliki produk unggulan. 

 

“Produk unggulan yang dimiliki tidak harus yang sudah dikenal. Produk baru pun bisa difatrakan, dan nanti kita bantu pemasarannya,” lanjutnya.

 

Setelah bergabung dengan OPOP, pesantren akan mendapatkan pendampingan terkait kelembagaan, sumber daya manusia, produk, pemasaran, dan permodalan. Sehingga kehadiran OPOP bisa membantu kegiatan ekonomi pesantren. 

 

“Kehadiran OPOP untuk membantu perekonomian pondok pesantren. Sehingga pesantren dipacu untuk menghasilkan minimal satu produk unggulan yang bisa menggerakkan perekonomian,” ujarnya.

 

Terkait pangsa pasar, Ghofirin menuturkan bahwa antar pesantren bisa saling bertukar kebutuhan. Sehingga tidak terjadi kesulitan untuk pemasaran. Selain itu penggunaan media online dan pameran juga sangat membantu pesantren.

 

“Misalnya pesantren yang berada di dataran tinggi biasanya menghasilkan produk olahan pertanian, mereka bisa menjual pada ke pondok di daerah pesisir yang biasanya banyak memproduksi makanan olehan dari ikan. Selain itu bisa juga menggunakan media online dan pameran untuk memperluas pasar,” jelasnya.

 

Dengan model tersebut diharapkan dapat mendorong pesantren untuk membuat produk berkualitas dan mampu menjualnya sehingga terjadi sirkulasi produksi tetap terjaga.

 

“Ini upaya OPOP untuk terus mendorong sirkulasi perekonomian pesantren,” pungkasnya.

 

 

Editor: Risma Savhira


Pemerintahan Terbaru