• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Pendidikan

LPPM Unusa Hadirkan Enam Pakar dari Empat Benua di iConASET 2022

LPPM Unusa Hadirkan Enam Pakar dari Empat Benua di iConASET 2022
LPPM Unusa hadirkan enam pakar dari empat benua di iConASET 2022. (Foto: NOJ/Humas)
LPPM Unusa hadirkan enam pakar dari empat benua di iConASET 2022. (Foto: NOJ/Humas)

Surabaya, NU Online Jatim
Berbagai fenomena dan perkembangan yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir membuat teknologi yang dibuat oleh manusia semakin berkembang. Society 5.0 merupakan salah satu yang menjadi perbincangan hangat saat ini.


Melihat situasi tersebut, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menghadirkan 6 Pakar dari 4 Benua dalam acara International Conference on Applied Sciences, Education, and Technology (iConASET) 2022.


Kegiatan yang berlangsung selama 2 hari mulai hari Jum’at-Sabtu (08-09/09/2022) menghadirkan para pakar di berbagai dunia, Yu-Chuan Li, M.D., Ph.D. dari Taipei Medical University, Muhammad Myn Uddin, Ph.D dari Takara Bio USA, Prof. Alison Hutton dari University of Newcastle, Australia, Ir. Wardah Al Katiri, Ph.D. dari Unusa, Dr. Suma Jayachandran dari Manipal Global NXT University, Malaysia, serta Prof. Benny Tjahyono dari Coventry University, UK.


Akademisi dan Peneliti dari Taipei Medical University, Yu-Chuan Li, M.D., Ph.D. mengatakan, penggunaan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dalam pelayanan kesehatan menjadi inovasi yang sangat penting. AI ini menjadi salah satu solusi untuk mengurangi peningkatan beban kerja dan dapat digunakan sebagai instrumen untuk menghasilkan layanan kesehatan yang efisien, efektif, dan berkualitas.


"Teknologi AI merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan sebagai instrumen untuk menghasilkan pelayanan kesehatan,” katanya saat menyampaikan materi dengan tema 'Artificial Intelligence in the Future of healthcare'.


Aplikasi AI dapat berkontribusi bagi manusia sehingga mampu membantu berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang kesehatan yang dapat di fokuskan terhadap sumber daya dalam pengobatan dan pelayanan pasien dalam situasi pasca pandemi.


“Teknologi AI bisa menjadi salah satu cara mengatasi permasalahan sistem pelayanan kesehatan. Tentu ke depannya kita ingin supaya kualitas pelayan bisa penuhi, jadi pelayanan kesehatannya tinggi baik untuk individu maupun masyarakat,” ungkapnya saat memaparkan materi yang dihadiri ratusan peserta dari berbagai negara tersebut di Auditorium Unusa Lantai 9 Kampus B Jemursari.


Tentu dari sisi biayanya akan bisa ditekan. Inovasi AI sudah diterapkan dalam penyediaan dukungan medis di Eropa serta sebagian besar wilayah di dunia, dan diharapkan teknologi ini akan bisa dimanfaatkan di Indonesia ke depannya.


Hal senada diungkapkan pengajar di University of Newcastle, Australia, Prof. Alison Hutton menyampaikan bahwa, era society 5.0 mempertemukan berbagai bidang dengan teknologi yang menghasilkan AI. Di Australia AI telah membantu para perawat disana.


“Situasi dan kondisi para perawat di Australia selama terjadinya Disruptive Events terjadi tidak hanya pada saat pandemi Covid-19, tetapi juga kebakaran hutan dan banjir,” ujarnya.


Hal ini berdampak tidak hanya fisik, tetapi juga mentalnya. Manajemen sistem pemerintahan yang kurang persiapan membuatnya terkena Covid-19, sehingga mengurangi jumlah pekerja. Para perawat lainnya harus bekerja secara overtime. Ini menyebabkan beberapa pekerja yang kelelahan.


“Pihak pemerintah menyiapkan beberapa skema alternatif, salah satunya melalui implementasi  Artificial Intelligence,” pungkasnya.


Pendidikan Terbaru