• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Metropolis

Gus Ali: Nabi Muhammad Pertama Kali Peringati Hari Lahirnya

Gus Ali: Nabi Muhammad Pertama Kali Peringati Hari Lahirnya
KH Agus Ali Masyhuri (Gus Ali), wakil Rais PWNU Jatim. (Foto: istimewa)
KH Agus Ali Masyhuri (Gus Ali), wakil Rais PWNU Jatim. (Foto: istimewa)

Surabaya, NU Online Jatim
KH Agus Ali Masyhuri menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW sendiri yang memperingati hari kelahirannya. Hal tersebut dibuktikan dengan kegemaran Nabi yang puasa pada hari Senin sebagai penghormatan atas kelahiran dirinya.

 

Penegasan tersebut disampaikan Gus Ali, sapaan akrabnya saat menjadi penceramah pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Mushala Nurul Islam, Simorejo Surabaya, Rabu (4/12). 

 

“Ada Profesor Unair yang bertanya kepada saya tentang siapa yang pertama kali merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad,” kata Wakil Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur ini di hadapan jamaah.

 

Spontan, Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Shalawat, Tulangan Sidorjo tersebut menjawab kalau Rasulullah SAW sendiri yang pertama kali merayakannya. 

 

 Terhadap jawaban ini, sang profesor balik bertanya “Kok begitu gus?”. 

 

“Lha ketika ditanya oleh sahabat kenapa Nabi Muhammad SAW suka berpuasa Senin dan Kamis, maka Rasulullah menjawab karena Senin merupakan hari kelahirannya,” terang Gus Ali. Sehingga orang yang pertama kali merayakan kelahiran Rasulullah adalah baginda Rasulullah SAW sendiri, namun berupa puasa bukan berupa potong kue dan tiup lilin, lanjutnya.

 

Lebih lanjut, Gus Ali menyampaikan bahwa kunci kebahagiaan hidup adalah mengimani Rasulullah SAW, menjunjung tinggi, memuliakan, melaksanakan ajaran serta membelanya. 

 

“Merayakan Maulid Nabi SAW dan gemar bershalawat merupakan dua di antara banyak cara memuliakan Rasulullah,” terangnya.

 

Gus Ali memberikan contoh masyarakat Madura, yang kaya dan yang miskin sama-sama antusias merayakan Maulid Nabi SAW. 

 

“Walaupun miskin, tetap saja orang Madura nekat mengundang orang ke rumah sederhananya untuk bersama-sama merayakan Maulid Nabi SAW, sebab itulah kunci kebahagiaan dunia akhirat,” jelasnya.

 

Kegiatan pengajian dimulai dengan shalat Isya berjamaah di mushala setempat yang dilanjutkan dengan acara informal berupa ramah tamah dengan tokoh setempat.

 

Editor: Syaifullah
 


Editor:

Metropolis Terbaru