• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Metropolis

KH Farmadi Hasyim Jelaskan Makna di Balik Doa Fiddunya Hasanah

KH Farmadi Hasyim Jelaskan Makna di Balik Doa Fiddunya Hasanah
KH Farmadi Hasyim saat mengisi pengajian online. (Foto: NOJ/istimewa)
KH Farmadi Hasyim saat mengisi pengajian online. (Foto: NOJ/istimewa)

Sidoarjo, NU Online Jatim 
Merebaknya virus Corona tidak menyurutkan minat kaum Muslimin untuk terus belajar agama dan memeriahkan Ramadlan. Ngaji secara daring atau dalam jaringan (online) dijadikan sebagai pilihan.

 

KH Farmadi Hasyim menggelar pengajian online bersama karyawan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Tegalsari Surabaya, Senin (4/5). Kajian kali ini membahas surat al-Baqarah ayat 200 dan 201.

 

“Bahwa di ayat pertama sebagian manusia hanya bermohon dan meminta atau berdoa kepada Allah untuk kebahagian di dunia saja, tanpa ada tujuan di akhirat,” kata Kiai Farmadi, sapaan kesehariannya. 

 

Sedangkan yang kedua sebagaimana pada ayat 201 adalah mereka yang memohon atau berdoa kepada Allah SWT dengan tiga permohonan sekaligus yakni kebaikan di dunia, akhirat, serta diselamatkan dari siksa neraka. 

 

“Pada kajian kali ini karena keterbatasan waktu dan dalamnya penjelasan yang ada, maka hanya membahas tentang makna 'fiddunya hasanah',” jelas Wakil Ketua Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Jawa Timur ini. 

 

Penjelasan Kiai Farmadi berdasarkan karya Prof DR Ali Asdhabuni dalam tafsir Shafwatut Tafasir jilid I halaman 116.  Bahwa ada lima hal yang melekat dari kaum Muslimin yang mengumandangkan doa rabbana atina fiddunya hasanah.

 

Pertama adalah assihhatu wa afiyatu yakni permintaan agar diberikan sehat wal afiat,” ungkapnya.

 

Sedangkan makna kedua dari doa tersebut adalah permohonan untuk mendapatkan dan menerima rizki yang halal dan berkah.

 

Ketiga, makna dari doa fiddunya hasanah adalah azzaujatul hasanatu atau istri shalihah dan suami yang shaih,” ungkap Kasi Pemberdayaan KUA dan Keluarga Sakinah Kanwil Kemenag Jatim tersebut.

 

Bahwa perhiasan terbaik dan paling mahal di dunia adalah pasangan shalih dan shalihah. Karena dari pasangan hidup itulah segalanya bermula seperti karier, kesehatan, dan apa saja yang menyangkut diri akan juga didukung.

 

Untuk manfaat dan makna keempat yang terkandung dari doa di surat al-Baqarah tersebut adalah addarur rohbah atau permintaan yang tulus agar dikaruniai rumah tangga yang harmonis.

 

Dirinya kemudian menceritakan bahwa di tempatnya saat ini mengabdi yakni Kementerian Agama Jawa Timur selalu mendorong bagi lahirnya keluarga sakinah. “Bahkan sampai dilombakan hingga tingkat nasional,” tegasnya.

 

Sedangkan terakhir atau kelima adalah al-wasik ila ghairi ma hunaka yakni bermanfaat bagi orang lain. 

 

“Agama Islam telah menegaskan bahwa sebaik-baik manusia adalah kalangan yang mampu memberikan manfaat kepada kalangan lain,” urainya. 

 

Alumnus Pesantren Al-Khoziny Buduran Sidoarjo tersebut menjelaskan untuk dapat menjadi sosok yang anfa’ atau memberikan manfaat tidak harus menunggu disebut sebagai kiai, ustadz, dai, pejabat teras, pimpinan perusahaan dan sejenisnya. Bahkan dengan jabatan dan yang melekat saat ini bisa memberikan yang terbaik bagi keluarga dan kalangan lain.

 

“Apalagi saat Ramadlan ini, siapa saja dapat menjadi kalangan anfa’ atau bermanfaat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki,” pungkasnya.

 

Editor: Syaifullah
 


Editor:

Metropolis Terbaru