Gresik, NU Online Jatim
Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Gresik mendesak DPRD membentuk panitia khusus (Pansus) banjir Kali Lamong. Sebab, badan otonom NU itu menilai banjir tahunan itu tergolong kejadian luar biasa.
“Selambat-lambatnya 7 x 24 jam. Bila tidak, kami melakukan pengerahan massa. Banjir Kali Lamong sudah kejadian luar biasa,” kata Ketua PC GP Ansor Gresik, Agus Junaidi Hamzah, Sabtu (18/1).
Selain itu, Ansor juga mendesak bupati dan wakil bupati bupati lebih serius menangani banjir Kali Lamong. Sebab, selama dua periode menjabat, belum ada itikad serius.
“Kami juga minta Gubernur Jawa Timur turun tangan untuk mengkoordinasikan dan menyelesaikan banjir Kali Lamong,” kata Agus Junaidi lagi.
Menurut dia, hal ini mengingat dampaknya tidak hanya di Gresik. Tetapi juga Kabupaten Lamongan, Mojokerto dan Surabaya.
Banjir Kali Lamong saat ini smagat mengkhawatirkan bagi masyarakat Gresik Selatan. Yang meliputi Kecamatan Balongpanggang, Benjeng, Cerme, Menganti, Kedamean dan Kecamatan Kenomas.
Dalam satu kali banjir luapan, kerugian pun secara materiil dan inmateriil cukup banyak. Ratusan hektar lahan sawah dan tambak yang terancam, jalan kabupaten serta jalan desa rusak. Juga fasilitas umum lain berupa sekolah, masjid dan mushalla yang terkena imbas. Bahkan, usaha kecil dan menengah lumpuh.
“Ironisnya, dalam setahun terjadi banjir kurang lebih enam kali. Dengan asumsi sekali banjir kerugian mencapai kisaran Rp27 miliar. Berarti enam kali banjir, kerugian mencapai estimasi Rp182 miliar,” ungkap Agus Junaidi.
Editor: Syaifullah