• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 8 Mei 2024

Matraman

Khutbah Iftitah, Pengasuh Pesantren Denanyar Ingatkan 3 Hal Ini

Khutbah Iftitah, Pengasuh Pesantren Denanyar Ingatkan 3 Hal Ini
KH Abdussalam Shohib, Pengasuh Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Jombang.
KH Abdussalam Shohib, Pengasuh Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Jombang.

Jombang, NU Online Jatim

Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Jombang mengadakan Khutbah Iftitah bagi para santri selepas libur panjang Ramadhan dan Syawal. Khutbah iftitah diadakan sebagai pertanda aktifnya kembali kegiatan pondok pesantren. Acara itu diaksanakan di serambi Masjid Jami' Denanyar Jombang, Kamis (25/04/2024) malam.

 

Iftitah berasal dari bahasa arab yang artinya membuka, pembukaan, mulai, permulaan, pengantar. Khutbah iftitah artinya khutbah pembukaan, khutbah permulaan atau khutbah pengantar. Sebagaimana doa iftitah yang artinya doa pembukaan atau doa permulaan ketika sholat. Tujuan diadakanya khutbah iftitah ini adalah untuk mengarahkan, menjelaskan, dan untuk memberi motivasi agar semangat kembali dalam mencari ilmu.

 

Khutbah iftitah disampaikan oleh KH Abdussalam Shohib atau lebih dikenal Gus Salam, Pengasuh Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Jombang. Gus Salam menyampaikan pada santri agar selalu mensyukuri nikmat yang diberikan Allah berupa ditakdirkan masih bisa kembali ke pondok untuk tholabul ilmi.

 

"Janganlah kita lupa untuk selalu mensyukuri nikmatnya Allah. Karena orang yang tidak bisa menyadari kenikmatan dalam dirinya, maka dia akan menyadari nikmat tersebut ketika itu semua sudah hilang," ungkap Gus Salam.

 

Ia juga menjelaskan bahwa kita semua harus bisa memperbaiki diri dari hari ke hari. Karena barang siapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barang siapa yang harinya sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Dan barang siapa yang harinya sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat atau termasuk orang yang hina.

 

Gus Salam juga menegaskan, dalam momentum lebaran ini untuk memperhatikan tiga hal yang ia kutip dari KH Chamim Djazuli (Gus Miek).

 

"Syawal adalah momentum untuk koreksi diri, sadar diri, dan mawas diri," kata Pengasuh Pondok Denanyar itu.

 

Ia menjelaskan bahwa yang dimaksud koreksi diri adalah mampu untuk bertafakkur atas apa yang sudah dilakukan, lantas sadar diri yakni mampu memposisikan diri untuk tidak terlalu rendah diri dan bersombong diri.

 

"Dan yang terakhir, mawas diri yakni mampu untuk memprediski dan mempersiapkan apa yang akan kita lakukan di waktu mendatang," pungkas Gus Salam.


Matraman Terbaru