Ma’had Aly Denanyar Gelar Kuliah Umum, Bahas Manhaj Politik KH Bisri Syansuri
Senin, 21 Juli 2025 | 11:00 WIB
M Rufait Balya B
Kontributor
Jombang, NU Online Jatim
Ma’had Aly Denanyar Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Jombang menggelar pelantikan Dewan Eksekutif Mahasantri (Dema) sekaligus kuliah umum bertajuk "Manhaj Politik KH Bisri Syansuri; Pemikiran dan Jejak Perjuangan”.
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber, yakni KH Abdussalam Shohib, Pengasuh Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar dan Agus Ahmad Athoillah, anggota DPRD Jatim. Kuliah umum ini digelar pada, Sabtu (19/07/2025) bertempat di Auditorium Mambaul Ma'arif Denanyar Jombang.
KH Abdussalam Shohib, Pengasuh Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang, menjelaskan bahwa manhaj politik Mbah Bisri Syansuri itu berlandaskan fikih dan akhlakul karimah.
"Jadi, kiprah dan perjuangan politik Kiai Bisri ini dibagi empat fase, pertama masa belajar hingga mendirikan pesantren. Kedua, masa berdirinya NU hingga kemerdekaan. Ketiga, fase pasca kemerdekaan hingga masuk orde lama. Dan keempat, pasca tumbangnya orde lama berpindah ke orde baru," jelas Gus Salam sapaan akrabnya.
Alasan yang mendasari Kiai Bisri terjun ke dalam dunia politik, dikarenakan berdirinya Nahdlatul Ulama itu juga merespon situasi politik. Jadi NU tidak bisa dilepas dari politik.
"Dan memang sejak awal berdirinya NU itu sudah sangat kental dengan nuansa politik, walaupun ini bukan politik praktis, bahkan cenderung merespons politik luar negeri, bukan politik dalam negeri," ujarnya.
Lebih jauh, Gus Salam juga menjelaskan bahwa Kiai Bisri dalam menjalankan politiknya pasti berlandaskan fikih. Hal ini dapat dilihat dari pilihan-pilihan Kiai Bisri ketika menghadapi atau merespons situasi-situasi politik praktis maupun situasi kebangsaan.
"Jadi jelas sekali bahwa Kiai Bisri itu tidak mau menanggalkan fikih dalam mengambil kebijakan-kebijakan politik, walaupun biasanya ulama itu kalau masuk politik lebih memilih mengambil ushul fikih daripada harus berlandaskan fikih," tegas Gus Salam.
"Akan tetapi pasca wafatnya Kiai Wahab Chasbullah, pola atau landasan politik yang dipakai Kiai Bisri adalah berdasarkan ushul fikih, dikarenakan Kiai Bisri kala itu harus memgemban dua amanat sekaligus yakni menjadi Rais Aam NU dan politisi partai PPP," pungkasnya.
Terpopuler
1
Sang Penjaga Nurani Umat, Telah Pulang: Kesaksianku atas KH Imam Aziz
2
Pesantren Bebas Kekerasan: Nawaning Nusantara Siapkan Satgas dan Edukasi Seksual
3
PBNU Perkuat Posisi Syuriah di Era Digital dengan PPWK
4
Fenomena Fatherless, Inilah 4 Peran Ayah dalam Islam
5
IPNU-IPPNU Pasuruan Gelar MPLS dan Makesta Serentak di 45 Titik
6
Polda Jatim Keluarkan Larangan Penggunaan Sound Horeg
Terkini
Lihat Semua