• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Metropolis

Sejumlah Tokoh Bahas Perkembangan Corona di Sidoarjo

Sejumlah Tokoh Bahas Perkembangan Corona di Sidoarjo
Iktiar warga untuk membantu selama pemberlakuan PSBB di Sidoarjo. (Foto: NOJ/ist)
Iktiar warga untuk membantu selama pemberlakuan PSBB di Sidoarjo. (Foto: NOJ/ist)

Sidoarjo, NU Online Jatim
Permasalahan yang ditimbulkan akibat pandemi Corona, menarik perhatian Pengurus Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) dan Pengurus Cabang (PC) Lembaga Ta'lif  wan Nasr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Sidoarjo.

 

Dan pada Jumat (22/5) bersama Gugus Tugas (Gugas) Penanganan Covid-19 PCNU setempat menggelar diskusi interaktif online dengan tema ‘Bijak di tengah Pandemi Corona’. 

 

Kegiatan yang didukung tim Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo atau Unusida ini menghadirkan Wakil Bupati H Nur Ahmad Syaifuddin yang juga Ketua Gugas Penangangan Covid-19 Kabupaten Sidoarjo. Ada juga Ketua Gugas Covid-19 PCNU, H Zainal Abidin, Direktur RSI Siti Hajar H Hidayatullah, dibantu Tim LKNU dan ISNU, H Afif Kunaifi. 

 

Diskusi diawali dengan iftitah oleh Katib Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sidoarjo, KH Sholeh Qosim. Sedangkan selaku moderator adalah H Sholehuudin selaku Ketua PC ISNU Sidoarjo. 

 

Dalam pengantarnya, Widyaiswara Balai Diklat Kemenag itu menguraikan permasalahan yang ada di lapangan, termasuk kurang signifikannya hasil Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB  tahap kedua yang menjadi sorotan. Dan itu perlu dipecahkan agar tidak terjadi keresahan di masyarakat.

 

Cak Nur, panggilan akrab wakil bupati menyatakan, hingga kini angka positif Corona bertambah 27 orang. Karena itu upaya yang dilakukan pemerintah antara lain promotif, preventif dan kuratif. 

 

“Promotif dilakukan melalui sosialisasi, mengedukasi masyarakat mengenai bahaya Covid-19. Preventif dilakukan melalui penyemprotan disinfektan. Sedangkan upaya kuratif melalui isolasi di rumah sakit rujukan,” terangnya. 

 

Yang tidak kalah pentingnya adalah penangan dampak sosial. Ini dilakukan melalui penyaluran bantuan kepada masyarakat terdampak seperti guru ngaji, guru madrasah dan sebagainya. Tidak kurang dari Rp407 miliar anggaran dikucurkan untuk penanganan Covid-19. 

 

Wabup juga mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh PCNU Sidoarjo yang telah membentuk Gugas hingga kepengurusan ranting. "Saya berterima kasih kepada PCNU atas kontribusinya yang sangat besar dalam penanganan secara bersama-sama," ujarnya.

 

Sementara itu, Gugas Covid-19 PCNU lewat ketuanya, H Zainal Abidin terus bergerak tanpa lelah. Hal tersebut demi memastikan keadaan sesuai harapan.

 

"Saya terus monitor pergerakan Gugas MWCNU di setiap kecamatan," tutur pria yang juga Wakil Ketua PCNU Sidoarjo tersebut. Selain upaya penyemprotan ke masjid mushala, upaya batin juga dilakukan oleh jamiyah NU seperti membaca li khamsatun dan salawat thibbil qulub. 

Penguatan dari sisi kesehatan disampaikan H Hidayatullah yang pada awal paparannya menuturkan bahwa Pemerintah kabupaten Sidoarjo sangat serius dalam menangani pandemi ini. Hal tersebut dibuktikan dengan disiapkannya 8 rumah sakit rujukan. Tidak banyak daerah lain yang menyiapkan rumah sakit rujukan, bahkan ada daerah yang tidak punya.

 

Menurutnya, RSI Siti Hajar sendiri telah menyiapkan 43 tempat tidur pasien. Diperkirakan terus bertambah karena memang tidak bisa diprediksi, kapan wabah ini berakhir. Maka, pencegahannya adalah berupaya agar virus tidak mask. Proses penularan menurut Ketua PW LKNU Jatim dan juga Penasihat ISNU Sidoarjo itu melalui beberapa tahap, yakni keluar dari penderita, hidup di luar, cukup, lalu masuk ke orang lain. 

 

Senada paparan dokter Dayat, dokter Afif selaku peserta aktf memperkuat bahwa WHO sendiri mengakui jika virus ini tidak akan bisa hilang dalam waktu dekat. Karena itu pengurus LKNU dan ISNU Sidoarjo itu mengimbau mayarakat agat jaga imun. 

 

“Sebab, dengan ketahanan tubuh kuat seseorang bisa sembuh dari virus ini,” tegasnya. Bahkan dokter yang bertugas di salah satu Puskesmas itu memberikan informasi jika ada layanan rapid test gratis. 

 

Setelah paparan narasumber, sesi tanya jawab tidak kalah menarik. Ada tanggapan dari peserta, jika PSBB tidak sesuai atau salah kaprah. Tapi kemudian oleh Cak Nur, secara diplomatis dikatakan ini wilayah kesehatan. 

 

Dokter Dayat yang dengan nada santai menjawab bahwa tahapan pencegahan terhadap wabah virus secara teori ada tiga model. PSBB menurutnya model yang tengah, karena tidak sampai lock down. 

 

Editor: Syaifullah
 


Editor:

Metropolis Terbaru