• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Tapal Kuda

Bedah Buku Virtual Guru Besar IAIN Jember Pukau Peserta dari Mesir

Bedah Buku Virtual Guru Besar IAIN Jember Pukau Peserta dari Mesir
Bedah buku virtual yang ditulis M Noor Harisudin. (Foto: NOJ/Ist)
Bedah buku virtual yang ditulis M Noor Harisudin. (Foto: NOJ/Ist)

Jember, NU Online Jatim 
Asosiasi Penulis dan Peneliti Islam Nusantara Seluruh Indonesia (Aspirasi) menggelar bedah buku virtual. Kegiatan bekerja sama dengan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Lumajang dan Lembaga Dakwah PBNU serta didukung PMII Komisariat IAIN Jember dan UKPK IAIN Jember. Yang dikaji adalah buku ‘Fiqh Nusantara’ karya M Noor Harisudin, Rabu (22/7).

 

“Fiqih Nusantara merupakan fiqih yang berkembang di Indonesia dengan karakternya yang khas sesuai dengan adat istiadat ke-Indonesiaan,” kata Profesor Haris, sapaan akrabnya. 

 

Guru besar IAIN Jember tersebut memaparkan metode fiqh Nusantara yakni Al-Qur’an, hadist, ijma’ dan qiyas. Juga disampaikan bagaimana seharusnya wawasan fiqih Nusantara, Pancasila dan sistem hukum terkait dengan ilmu fiqih. 

 

Pemaparan terus dilanjutkan terkait formulasi fiqih Nusantara serta skema perubahan hukum Islam di Indonesia. Termasuk diktum hukum atau fatwa, illat hukum, konsep dan fakta. 

 

“Salah satu inti buku ini, bahwa fiqih Nusantara menguatkan NKRI dan Pancasila, bukan melemahkannya,” ujar Dekan Fakultas Syariah IAIN Jember tersebut. 

 

M Imdadun Rahmat sebagai pembanding memberikan tanggapan positif yakni menganalogikan bahwa buku fiqih Nusantara ibarat telepon yang canggih, kecil namun menarik. 

 

“Saya mengibaratkan buku Fiqh Nusantara ini seperti telepon yang canggih dan kecil, tapi isinya lengkap dan menarik,” kata Ketua Komnas HAM periode 2012 hingga 2017 tersebut.

 

Dijelaskannya bahwa fiqih Nusantara juga kuat dalam metode istimbat, serta menjelaskan tentang petingnya lokalitas kepada masyarakat di Tanah Air. 

 

“Isi buku ini lebih eksklusif dan efektif untuk mengajak organisasi masyarakat agar memahami Islam Nusantara secara mendalam. Juga mengajak ormas lain menyelami fiqih dan Islam Nusantara,” urainya. 

 

Sedangkan pembanding kedua, Abdul Mukti Thabrani mengatakan bahwa buku yang ada layak diacungi jempol, karena pembahasannya renyah. Dirinya juga mengatakan bahwa buku tersebut mampu mengalahkan karya Prof Mahmud Zuhri yang menulis tentang fiqih Malaysia. 

 

KH M Nur Hayyid sebagai pembanding berikutnya memberikan tanggapan juga masukan yakni dalam buku harus dijelaskan makna fiqih secara umum atau khusus. Juga perlu diperluas seperti karya Imam Hanafi agar menjadi buku yang mendunia.

 

“Dan hal ini harus disosialisasikan kepada masyarakat terutama kepada kalangan awam, serta menekankan epistemologi, ontologi dan juga aksiologi,” katanya. 

 

Disampaikan pula bahwa dalam buku harus ada strategi Islam dan fiqih Nusantara dalam memberikan pemahaman. Selebihnya, buku ini menurutnya sangat menarik karena mampu menjawab tepisan dari ormas yang berbeda paham dengan NU tentang Islam dan fiqih Nusantara. 

 

KH Abdul Wadud selaku pemandu memberikan kesempatan bertanya kepada sejumlah peserta bedah buku. Di antara yang berkesempatan adalah Dekan IAIN Ternate, dosen IAIN Madura, Mataram dan dari berbagai elemen masyarakat. 

 

Walaupun dilaksanakan secara dalam jaringan atau Daring, peserta bedah buku mencapai lebih kurang 200 peserta dari berbagai provinsi, termasuk dari Mesir. 

 

Kontributor: Wildan Rofikil Anwar dan Endang Agoestian


Editor:

Tapal Kuda Terbaru