• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Tapal Kuda

HAJI

Difabel Asal Jember Berangkat Haji setelah Jualan Kopi 20 Tahun

Difabel Asal Jember Berangkat Haji setelah Jualan Kopi 20 Tahun
Muhammad Tabri Sulaiman, jamaah haji kloter 68 asal Jember ketika ditemui di Asrama Haji Embarkasi Surabaya. (Foto: NOJ/Kumparan)
Muhammad Tabri Sulaiman, jamaah haji kloter 68 asal Jember ketika ditemui di Asrama Haji Embarkasi Surabaya. (Foto: NOJ/Kumparan)

Jember, NU Online Jatim

Muhammad Tabri Sulaiman, jamaah haji kloter 68 asal Jember ketika ditemui di Asrama Haji Embarkasi Surabaya jelang keberangkatannya ke Tanah Suci mengatakan, haji merupakan panggilan Ilahi. Tentu suatu kebahagiaan yang tak ternilai jika dipilih Allah SWT menjadi tamu-Nya di Tanah Suci.


Keterbatasan fisik dan ekonomi tidak mengurungkan niatnya untuk menunaikan rukun Islam yang kelima.


Cacat fisik sedari lahir tak membuat pria kelahiran 50 tahun silam ini berputus asa. Kaki dan tangannya memiliki ukuran kecil sehingga ia tidak bisa berjalan layaknya orang normal, namun ia tetap bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya dan melaksanakan tanggung jawab sebagai kepala keluarga.


Sehari-hari Tabri berjualan kopi di pasar Kalisat, Jember, yang tak begitu jauh dari rumahnya atau sekitar 500 m dari tempat tinggalnya.


Berjualan kopi sudah ia tekuni selama sekitar 20 tahun terakhir setelah sebelumnya ia berjualan sayur di pasar. Ia membuka lapak kopinya mulai pukul 01.30 malam hingga pukul 07.30 pagi.


"Alhamdulillah sekarang saya sudah ada lapak kecil-kecilan untuk jualan di pasar. Awal-awal jualan saya belum ada lapak, jadi kalau jualan harus rebutan dengan sesama pedagang yang tidak punya lapak di pasar,” ujarnya yang dilansir dari kumparan.com, Senin (19/06/2023).


Lapak jualannya merupakan sumbangsih dari pejabat saat itu. Tabri bersyukur hingga kini ia masih bisa menempati lapak tersebut. Dari berjualan kopi tersebut, Tabri bisa mengantongi keuntungan sekitar 100-150 ribu rupiah tiap hari.


“Namanya juga jualan, pas ramai ya bisa dapat 200 ribu, pas sepi dapat 50 ribu. Alhamdulillah masih diberi rezeki buat keluarga,” jelasnya penuh rasa syukur.


Selain itu, Tabri juga mengambil kredit di bank untuk saya belikan sapi juga untuk diternak. Alhamdulillah setiap sapi besar saya jual sampai tiga kali saya belikan sapi," terangnya sambal mengenang usahanya untuk bisa naik haji.


"Dari jual minuman kopi ditambah dari jualan hasil ternak dan ambil kredit di bank saya niatkan untuk mendaftar dan melunasi haji," ujarnya.


Tepat November 2011, ia memutuskan untuk mendaftar haji dan dijadwalkan berangkat tahun 2022. Karena pandemi Covid-19, keberangkatan Tabri pun tertunda bahkan hingga 2024. Namun tak disangka ia lebih cepat menjadi tamu Allah untuk berangkat haji tahun ini.


Meskipun tidak didampingi istri, Tabri tetap optimis bisa menjalankan semua rukun ibadah haji. “Istri baru daftar tahun 2017 karena memang ada rezekinya tahun itu,” paparnya.


Tidak lupa di Tanah Suci nantinya ia akan berdoa untuk kesehatannya, karena Tabri juga memiliki kelainan jantung bawaan dari lahir. Ia berharap bisa menyekolahkan kedua anaknya yang saat ini masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Akhir (SMA) sampai ke jenjang yang lebih tinggi.


Diketahui, bersama dengan jamaah haji kloter 68 Embarkasi Surabaya, Tabri terbang menuju Tanah Suci pada Ahad (18/06/2023) dan tiba di Jeddah di tanggal yang sama siang harinya.


Tapal Kuda Terbaru