Karamah Kok Dikontenkan? Begini Tanggapan Gus Firjaun Jember
Kamis, 11 Agustus 2022 | 20:00 WIB

Gus Firjaun saat Haul Masyayikh Pondok Pesantren Al-Amien Desa Sabrang, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Selasa (09/08/2022). (Foto: NOJ/ Ahmad Sathibi Fakhruddin)
A Habiburrahman
Kontributor
Jember, NU Online Jatim
KH Muhammad Firjaun Barlamaketika Pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiq Putra (Astra) Jember membahas tentang karamah menanggapi viralnya seseorang di media sosial yang diduga mempunyai kekuatan supranatural. Bahkan diduga mengklaim dirinya dapat menyembuhkan penyakit seseorang dan mempunyai karamah. Tetapi karamahnya dikontenkan atau disebar melalui medsos.
Gus Firjaun menyatakan, jika seseorang mencapai derajat hakikat melalui jalan yang benar dan mendapatkan karamah, tentu hal tersebut tidak akan dipamerkan ke khalayak.
“Karamah adalah salah satu karunia dari Allah terhadap orang-orang tertentu dan tidak akan diberitahukan kepada siapapun,” ungkapnya saat haul masyayikh Pondok Pesantren Al-Amien Desa Sabrang, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Selasa (09/08/2022).
Menurut Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) Jawa Timur itu, para wali Allah yang mendapatkan anugerah berupa karamah, barang tentu mereka akan menyembunyikan keistimewaanya sebagaimana seorang perempuan yang menyembunyikan darah haid.
“Wali Allah itu tidak mudah untuk menampakkan karamahnya. Namun, jika sampai dikontenkan. Wah, itu sudah meragukan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Gus Firjaun memaparkan tentang mu’jizat dan karamah. “Para nabi itu tidak ada yang ingin dianugerahi mu’jizat, tapi Allah yang memberinya. Mu’jizat sebagai pembuktian bahwa Nabi diutus oleh Allah sebagai Rasul-Nya. Sedangkan jika karunia itu diberikan pada auliya, itu dinamakan karamah,” paparnya.
Ia berpesan kepada jamaah yang hadir untuk senantiasa menjalankan thariqah yang mu’tabarah (bersambung sanadnya sampai Rasulullah SAW).
“Di antara thariqah yang mu’tabarah adalah thariqah yang sekarang kita adakan pertemuan ini, yakni thariqah An-Naqsabandiyyh al- Kholidiyah Wal Qadiriyah,” pungkasnya.
Penulis: Ahmad Sathibi Fakhruddin
Terpopuler
1
Bacaan Niat Puasa Tasu'a dan Asyura pada 9-10 Muharram
2
Dalil Keistimewaan Puasa Tasu'a dan Asyura
3
Khutbah Jumat: Memaknai 2 Peristiwa Penting di Hari Asyura
4
Sound Horeg Dinilai Meresahkan, MUI Jatim Angkat Bicara
5
Sejarah Puasa Tasu’a dan Asyura serta Tata Cara Pelaksanaannya
6
SKK Kopri PMII Trenggalek Bawa Misi Perempuan Pelopor untuk Berdaya
Terkini
Lihat Semua