• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Tapal Kuda

Karamah Kok Dikontenkan? Begini Tanggapan Gus Firjaun Jember

Karamah Kok Dikontenkan? Begini Tanggapan Gus Firjaun Jember
Gus Firjaun saat Haul Masyayikh Pondok Pesantren Al-Amien Desa Sabrang, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Selasa (09/08/2022). (Foto: NOJ/ Ahmad Sathibi Fakhruddin)
Gus Firjaun saat Haul Masyayikh Pondok Pesantren Al-Amien Desa Sabrang, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Selasa (09/08/2022). (Foto: NOJ/ Ahmad Sathibi Fakhruddin)

Jember, NU Online Jatim

KH Muhammad Firjaun Barlamaketika Pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiq Putra (Astra) Jember membahas tentang karamah menanggapi viralnya seseorang di media sosial yang diduga mempunyai kekuatan supranatural. Bahkan diduga mengklaim dirinya dapat menyembuhkan penyakit seseorang dan mempunyai karamah. Tetapi karamahnya dikontenkan atau disebar melalui medsos.


Gus Firjaun menyatakan, jika seseorang mencapai derajat hakikat melalui jalan yang benar dan mendapatkan karamah, tentu hal tersebut tidak akan dipamerkan ke khalayak.


“Karamah adalah salah satu karunia dari Allah terhadap orang-orang tertentu dan tidak akan diberitahukan kepada siapapun,” ungkapnya saat haul masyayikh Pondok Pesantren Al-Amien Desa Sabrang, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Selasa (09/08/2022).


Menurut Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) Jawa Timur itu, para wali Allah yang mendapatkan anugerah berupa karamah, barang tentu mereka akan menyembunyikan keistimewaanya sebagaimana seorang perempuan yang menyembunyikan darah haid.


“Wali Allah itu tidak mudah untuk menampakkan karamahnya. Namun, jika sampai dikontenkan. Wah, itu sudah meragukan,” jelasnya.


Lebih lanjut, Gus Firjaun memaparkan tentang mu’jizat dan karamah. “Para nabi itu tidak ada yang ingin dianugerahi  mu’jizat, tapi Allah yang memberinya. Mu’jizat sebagai pembuktian bahwa Nabi diutus oleh Allah sebagai Rasul-Nya. Sedangkan jika karunia itu diberikan pada auliya, itu dinamakan karamah,” paparnya.


Ia berpesan kepada jamaah yang hadir untuk senantiasa menjalankan thariqah yang mu’tabarah (bersambung sanadnya sampai Rasulullah SAW).


“Di antara thariqah yang mu’tabarah adalah thariqah yang sekarang kita adakan pertemuan ini, yakni thariqah An-Naqsabandiyyh al- Kholidiyah Wal Qadiriyah,”  pungkasnya.


Penulis: Ahmad Sathibi Fakhruddin


Editor:

Tapal Kuda Terbaru