• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Tapal Kuda

Kisah Himami Hafsawati, Santri Genggong yang Kini Berdakwah di Papua

Kisah Himami Hafsawati, Santri Genggong yang Kini Berdakwah di Papua
Himami (tengah) saat bersama warga lokal Papua. (Foto: NOJ/Haliza)
Himami (tengah) saat bersama warga lokal Papua. (Foto: NOJ/Haliza)

Probolinggo, NU Online Jatim

Hidup jauh dari orang tua memang berat. Selain harus bisa hidup mandiri, ia harus mampu menahan rasa rindu yang sangat mendalam kepada keluarganya. Inilah yang dirasakan Himami Hafsawati saat ini.

 

Himami Hafsawati merupakan salah satu santri Pondok Salafiyah Zainul Hasanain Pesantren Zainul Hasan (PZH) Genggong Probolinggo, sejak 2014-2021. Sambil nyantri, ia melanjutkan pendidikan S-1 di Universitas Zainul Hasan (Unzah) Genggong dan lulus tahun 2021.

 

Setelah lulus dari Unzah Genggong, ia melanjutkan pendidikan untuk kursus bahasa di Kampung Inggris Pare Kediri. Tujuan utamanya adalah belajar bahasa Inggris sebagai jembatan melanjutkan kuliah S-2 di luar negeri.

 

Namun, di pertengahan jalan ia mendapatkan kabar tentang pendaftaran dai berkhidmat dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat yang akan dikirimkan ke daerah 3T Papua selama satu tahun.

 

Seketika, ia teringat cita-cita almarhum ayahnya, KH Abdurrahman Rusydi. “Bahwa beliau sangat ingin saya menjadi daiyah, beliau sangat ingin saya melayani umat,” cerita Himami.

 

Berbekal cita-cita mendiang sang ayah dan modal ilmu pengetahuan yang bisa dibilang ala kadarnya, Himami lantas membulatkan diri untuk mendaftar di program tersebut.

 

Adapun mekanisme pendaftarannya, dimulai dari seleksi berkas, mengirimkan video pidato, membaca Al-Qur’an dan kitab kuning ke email komisi dakwah MUI Pusat.

 

“Seminggu setelahnya, saya dihubungi untuk wawancara pertama melalui zoom yang berisi kesiapan menjadi dai-daiyah di Papua dengan segala latar belakangnya,” jelasnya, Selasa (08/11/2022).

 

Tak disangka, Himami lolos dalam wawancara kedua tentang kebangsaan dan Islam wasathiyah, tajwid, serta Al-Quran dan maknanya. Keesokan harinya, ada panggilan untuk wawancara via zoom lagi dari MUI Pusat.

 

Ternyata di rapat online tersebut, hanya ada 8 peserta dan telah dinyatakan lolos dalam program dai-daiyah yang berhak berkhidmat ke bumi Cendrawasih.

 

“Alhamdulillah, hanya saya yang berasal dari Jawa Timur. Lainnya, dua orang dari Medan, kemudian masing-masing dari Jambi, Subang, Cilacap, Demak, dan Lombok,” tutur dara asal Desa Kaliboto Lor, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang ini.

 

Pada tanggal 13 Oktober 2022 ia terbang dari Jakarta untuk mengikuti pembekalan, dan kemudian menuju Papua Barat, tepatnya di Kabupaten Kaimana. Adapun 8 peserta lainnya disebar ke Kabupaten Sorong, Sorong Selatan, Bintuni, Teluk Wondama, Raja Ampat, dan Manokwari.

 

“Sesampainya di Kabupaten Kaimana, alhamdulillah saya disambut hangat oleh ketua dan beberapa pengurus MUI Kabupaten Kaimana,” terangnya.

 

Menurut Himami, salah satu tujuan ikut program ini adalah untuk mengamalkan ilmu kepada masyarakat luas, terlebih kepada warga 3T di Provinsi Papua Barat.

 

“Saya juga ingin jihad fi sabilillah seperti Rasulullah. Jika zaman Rasulullah berjihad dengan perang, namun sekarang jihad dengan mensyiarkan agama Islam melalui majelis-majelis taklim. Sehingga kualitas hidup peradaban semakin meningkat di manapun kita berada,” tambahnya.

 

Pencapaian Himami tentu bukan karena faktor keberuntungan. Sebab sejak di pesantren, ia beberapa kali berhasil menorehkan capaian memuaskan, khususnya dalam bidang dai-daiyah. Ia pernah juara 1 lomba dai cilik tingkat Kabupaten Lumajang 2009, Juara 1 lomba porseni pidato bahasa Indonesia tingkat Kabupaten Lumajang 2009, Juara 1 lomba MSQ se-Kabupaten Probolinggo, Juara 3 lomba pidato virtual tingkat Jawa Timur, finalis Duta ISNU Jawa Timur, dan wisudawati terbaik 1 Fakultas Syariah Unzah 2021.

 

Ia pun juga pernah aktif di berbagai organisasi, seperti Himpunan Mahasiswa Jurusan Perbandingan Madzhab, Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Fakultas Syariah Unzah, Ketua Lembaga Pengembangan Dakwah PZH Genggong, dan Ketua Keamanan Pondok Zainul Hasanain 2019-2022.

 

“Jangan pernah takut untuk berpindah dari zona nyaman. Selagi masih muda dan banyak tenaga. Carilah ilmu kapan pun dan di mana pun. Teruslah maju dan bergerak lebih dalam urusan agama. Karena insyaallah jika kita sudah paham agama, dunia akan mengikutinya,” beber dia.


Tapal Kuda Terbaru