Pasuruan, NU Online Jatim
Meninggalnya Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pasuruan, KH Muzakki Birul Alim ternyata menyita perhatian dari sejumlah kalangan Nahdliyin.
Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatullah Tampung ini menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangil pada pukul 20.45 WIB, Jum’at (20/10/2023) kemarin.
Wakil Ketua PCNU Kabupaten Pasuruan, Gus Muhammad Nawawi mengatakan, Kiai Muzakki sapaan akrabnya tak pernah lelah memotivasi kader NU muda untuk terus khidmah di NU.
"Beliau adalah teladan yang baik dalam berorganisasi khususnya di NU," ujarnya.
Sementara Pj Bupati Pasuruan, Andriyanto mengaku syok dengan kabar duka ini. Betapa tidak, Andri sangat kagum dengan sosok Kiai Muzakki, meskipun hanya beberapa kali bertemu.
Menurutnya, almarhum Kiai Muzakki adalah sosok ulama yang sangat alim, rendah hati, suka tersenyum dan teduh bagi orang yang ingin berkeluh kesah kepadanya.
"Kiai Muzakki ulama yang sangat alim, rendah hati, dan nampak beliau mau mendengar orang lain ketika berbicara. Itu yang saya lihat dari beliau meskipun perjumpaan dengan saya hanya beberapa kali," ungkapnya.
Andri masih ingat, pertemuan pertama dengan Kiai Muzakki pada saat pelepasan kafilah yang akan berangkat mengikuti Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Jatim XXX di Pendopo Nyawiji Ngesti Wenganing Gusti beberapa waktu lalu.
"Pertama kali mengenal beliau ketika pelepasan kafilah MTQ Kabupaten Pasuruan di pendopo. Sedih rasanya karena mengenal beliau tak begitu lama, belum bisa memberikan penghormatan yang maksimal," kenangnya.
Di sisi lain, Ketua Satuan Koordinasi Wilayah (Sakorwil) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Jawa Timur, Gus Irsyad Yusuf menganggap Kiai Muzakki sebagai seorang ayah yang terus mengingatkan atau memberikan nasehat anaknya apabila ada hal yang kurang berkenan di hatinya.
"Beliau seperti ayah saya sendiri, selalu mengingatkan dan menasehati saya dalam menjalankan amanah," paparnya.
Satu hal yang selalu diingat Gus Irsyad akan sosok almarhum KH Muzakki Birrul Alim, yakni tidak berubah dalam hormat dan berkhidmat kepada NU, guru dan para masyayikh.