Menko Zulhas Ajak Alumni IPNU Jaga Persatuan Hadapi Tantangan Global
Ahad, 3 Agustus 2025 | 20:00 WIB

Menko Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, saat Munas MA IPNU di Bondowoso, Sabtu-Ahad (02-03/08/2025). (Foto: NOJ/ Mokh Faisol)
Mokhamad Faisol
Kontributor
Bondowoso, NU Online Jatim
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengajak semua pihak bersatu dalam menghadapi tantangan global. Penegasan itu disampaikan dalam sesi dialog kebangsaan Musyawarah Nasional (Munas) Majelis Alumni (MA) Ikatakan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) yang digelar di Pendopo Raden Bagus Assra Bondowoso, Sabtu-Ahad (02-03/08/2025).
Menko Zulkifli Hasan menyampaikan, perjalanan Indonesia selama 28 tahun era reformasi kini mengalami kemandekan. Meskipun Indonesia pernah unggul dalam industri strategis, kini tertinggal dari negara-negara yang dahulu belajar pada Indonesia, seperti Korea Selatan, Tiongkok, dan India.
“Kita dulu punya Krakatau Steel, IPTN, Satelit Palapa, PT PAL, bahkan industri persenjataan. Tapi sekarang kita tertinggal. Korea sudah bikin mobil sendiri, India sudah sampai ke bulan, Tiongkok bikin kapal induk,” ujarnya.
Ia menyebutkan, ada sejumlah persoalan yang harus segera dibenahi Indonesia jika ingin bangkit dan maju. Di antaranya, gerakan politik di Indonesia masih berputar pada upaya bertahan dan mempertahankan jabatan, bukan untuk kemajuan bangsa.
“Kita sibuk bertarung lima tahunan, saling menjatuhkan, bukan memperkuat rakyat. Yang terjadi, rakyat hanya diberi bantuan tunai sesaat, bukan diberdayakan," ucapnya.
Di samping itu, korporasi di Indonesia tidak mandiri. Dikatakan, pengusaha besar hanya mengandalkan izin dan konsesi sumber daya alam, bukan bersaing dalam inovasi teknologi.
“Mereka bukan kelas dunia. Mereka habiskan hutan, lalu batubara, lalu nikel. Beda dengan Korea dan Tiongkok,” kata Zulhas, sapaan akrabnya.
Menurutnya, sistem keuangan di Indonesia juga tidak inklusif. Sebanyak 80 persen uang di perbankan hanya berputar pada 50 grup besar, bukan untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan ekonomi rakyat. “Maka, kita butuh distribusi modal yang merata agar ekonomi tumbuh ke bawah,” terangnya.
Untuk itu, Menko Zulhas menyebutkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menyiapkan pendekatan baru untuk mengatasi hal tersebut. Di antaranya ialah tidak boleh ada lagi perpecahan antar kelompok dan partai. "Semua harus kembali bersatu demi menghadapi tantangan global,” tegasnya.
Dirinya pun memperkenalkan gagasan Koperasi Merah Putih dan Kombes (Komando Bisnis Rakyat) yang tidak mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Inovasi ini juga tidak dalam rangka membagikan uang, tapi membangun model bisnis yang berkelanjutan dan mandiri.
“Ini bukan koperasi gaya lama yang pinjam lalu tutup. Ini koperasi yang berjalan karena bisnisnya kuat. Rakyat harus kreatif, produktif, dan mandiri," pungkasnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Meraih Berkah dengan Inspirasi Bulan Safar
2
Inspiratif, Pasutri di Probolinggo Beri Nama 3 Anaknya Pendiri Banom NU
3
Menteri Agama 2009-2014, Suryadharma Ali Meninggal Dunia pada Usia 68 Tahun
4
Latar Belakang dan Alasan di Balik Penamaan Bulan Safar
5
Mahasiswa Gizi Unusa Laksanakan Pembinaan Kantin Sehat di Sekolah
6
Komitmen GP Ansor di Sumenep Cegah Sampah Liar dan Luncurkan Bank Sampah
Terkini
Lihat Semua