Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network

Kediri Raya

Kenang KH Agus Sunyoto, Kader PMII Hendaknya Teladani Kiprah Pendahulu

Diskusi sekaligus mengenang sosok KH Agus Sunoto oleh PC PMII Blitar Raya. (Foto: NOJ/Binti M)

 Blitar, NU Online Jatim

Banyak cara yang dilakukan dalam mengenang tujuh hari wafatnya sejarawan KH Agus Sunyoto. Prinsipnya bagaimana menjadikan momentum tersebut untuk mengenalkan sejarah kepada kader penerus bangsa.

 

Seperti yang dilakukan Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Blitar Raya. Yang dilakukan adalah dengan menggelar acara manaqib, tahlil dan buka bersama di Pendopo Islam Nusantara Sekardangan, Selasa (03/05/2021).

 

Acara ini dihadiri tiga Pengurus Komisariat PMII Blitar Raya dengan mendatangkan pemantik sejarah yakni Arif Muzayin Sofwan. Narasumber dikenal tokoh sejarah Blitar dan membahas manaqib almarhum. Termasuk menceritakan kisah teladan, karamah hingga sejumlah doa yang cukup makbul.

 

Menurutnya, KH Agus Sunyoto dikenal sebagai sejarawan Islam Indonesia yang berani meluruskan peran Wali Songo karena dianggap mitos. Keberanian itu dilakukan sebagai bentuk counter narasi sejarah atas buku Eksiklopedia Islam terbitan Ikhtiar Baru Van Hoeve.

 

"Buku tersebut menurut KH Agus Sunyoto secara sistematis telah berusaha menyingkirkan tokoh-tokoh penyebar Islam abad ke-15 dan abad ke-16 yang berjasa dalam proses pengislaman Nusantara,” kata Arif Muzayin Sofyan.

 

Fatkhur Rohman dari PC PMII Blitar Raya menjelaskan bahwa akan terus mengenalkan sejumlah orang hebat yang tidak hanya berdasarkan buku sejarah.

 

“Di sekitar kita banyak sekali orang hebat yang mampu menciptakan sejarah seperti pemantik hari ini, Arif Muzayin Sofyan,” katanya.

 

Karena itu dirinya berharap agar kader PMII nantinya ada yang menjadi tokoh sejarawan tidak melulu menjadi dosen, di  pemerintahan, maupun lainnya. Hal tersebut penting lantaran tantangan yang dihadapi generasi muda sangatlah berat dan beragam di masa mendatang.

 

“Supaya bisa diceritakan kepada kader mendatang,” pungkasnya.

 

Penulis: Binti Masruroh

Editor: Syaifullah

Syaifullah
Editor: Syaifullah

Artikel Terkait