Di era digital, manusia termanjakan oleh perkembangan teknologi sehingga ia dapat dengan mudah menyelesaikan beberapa tugas dan pekerjaannya. Bahkan dengan teknologi, komunikasi, silaturahim antar sesama dapat terjalin dengan baik.
Islam adalah agama yang menerima kemajuan teknologi asalkan digunakan sesuai fungsinya. Misal, diisi konten yang mengajarkan nilai-nilai agama, menyebarkan kasih sayang dan tidak diisi konten ujaran kebencian, menghasut, mengutuk, memaki.
Berkaitan dengan hal tersebut, dalam kitab Risalatul Muawanah, Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad mengatakan:
ADVERTISEMENT BY OPTAD
واحذر أن تدعو على نفسك أو على ولدك أو على مالك أو على احد من المسلمين وإن ظلمك, فإن من دعا على من ظلمه فقد انتصر. وفي الخبر لا تدعوا على انفسكم ولا على أولادكم ولا على اموالكم لاتوافقوا من الله ساعة إجابة
Baca Juga
Empat Tips Menghindari Keinginan Nafsu
Artinya: Jangan sekali-kali mendoakan datangnya bencana (mengutuk) untuk diri sendiri, keluargamu, hartamu ataupun seseorang dari kaum Muslimin, walaupun ia bertindak dzalim terhadapmu, sebab siapa saja mengucapkan doa kutukan atas orang yang mendzaliminya, berarti ia telah membalasnya. Dalam salah satu hadis, Rasulullah bersabda: ‘Jangan mendoakan bencana atas dirimu sendiri, anak-anakmu ataupun harta-bendamu. Bisa jadi hal itu bertepatan dengan saat pengabulan doa oleh Allah SWT’
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Mengutuk atau melaknat orang lain meskipun ditujukan kepada orang dzalim itu tidak diperbolehkan. Namun hanya diperbolehkan untuk orang tertentu saja yang telah dinash oleh Allah sendiri seperti yang diuraikan Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad:
واحذرأن تلعن مسلما أو بهيمة أوجمادا أو شخصا بعينه وان كان كافرا إلا إن تحققت أنه مات على الكفر كفرعون وابي جهل أو علمت أن رحمة الله لا تناله بحال كإبليس
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Artinya: Hindarkan dirimu dari perbuatan melaknat seorang muslim (termasuk pelayan dan sebagainya), atau binatang, atau benda, atau keadaan seseorang meskipun kafir. Kecuali bila engkau yakin bahwa ia telah mati dalam keadaan kafir sepeti Firaun, Abu Jahal dan sebagainya. Ataupun, yang anda ketahui bahwa rahmat Allah tak mungkin mencapainya seperti Iblis.
Bahkan terdapat kisah penyesalan Nabi Nuh karena mengutuk seekor anjing:
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
وهو نوح بن لامك بن متوشلخ بن ادريس عليه السلام . قال الكسائي كان اسمه عبد الغفار أو يشكر وسبب تسميته نوحا ما قيل أنه رأي كلبا له أربعة أعين فقال نوح ان هذا الكلب شنيع فقال له الكلب يا عبد الغفار أتعيب النقش أمن النقاش فان كان العيب على النقش فان الأمر لو كان الىّ لما أخترت أن أكون كلبا وان كان العيب من النقاش فهو لا يلحقه عيب لانه يفعل ما يشاء فكان كلما ذكر ذلك ينوح ويبكي على خطيئته وذنبه فلكثره نوحه سمي نوحا
Artinya: Dia adalah Nuh bin Lamik bin Matusyalkho bin Idris alaihis salam, Imam kisa'i berkata: nama Nabi Nuh adalah Abdul Ghaffar atau Yasykur dan sebab dinamakan Nuh yaitu diceritakan bahwa ia melihat anjing mempunyai 4 mata lalu Nuh berkata : Anjing ini sangat jelek menjijikkan, kemudian anjing tadi bicara kepada Nuh: "Wahai Abdul Ghaffar engkau menghina ukiran apa sang mengukir? Jika hinaan itu pada ukiran, maka jelas, jika itu tertuju padaku maka aku enggan pilih menjadi anjing dan jika hinaan tadi tertuju pada sang pengukir maka hinaan itu tidaklah layak karena Ia bisa berkehendak pada apa yang Ia kehendaki". Setelah ingat kata-kata anjing tadi, Abdul Ghaffar terus menangis dan menangisi kesalahan dan dosanya dan karena seringnya dia menangis maka dinamakanlah dia Nuh (menangis). (Bada’iuzzuhur: 51)
Dari sini dapat dipahami bahwa manusia harus saling menyayangi, tidak sembarangan mengutuk, menghina, mengumpat, memaki siapapun. Karena sejatinya semua adalah makhluk Allah. Sebaiknya tetap berdoa dengan kebaikan, berkata-kata yang baik kepada siapapun karena dari kata-kata baik itu akan membawa keberkahan bagi diri sendiri dan bagi semuanya; boleh jadi orang dzalim akan bertaubat dan orang kafir mendapat hidayah dari Allah.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
ADVERTISEMENT BY ANYMIND