Ter Ater Tajhin Peddis, Tradisi Masyarakat Bangkalan saat Muharram
Rabu, 10 Juli 2024 | 18:00 WIB
Bangkalan, NU Online Jatim
Di Bulan Muharram, masyarakat di berbagai daerah memiliki tradisi yang bermacam-macam. Seperti yang dilakukan oleh masyarakat Bangkalan, para sesepuh kerapkali mengajarkan tradisi ter ater tajhin peddis saat bulan Muharram.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Ter ater dalam bahasa Indonesia bermakna berbagi atau memberikan sesuatu kepada orang lain. Sedangkan tajhin peddis merupakan bubur yang terbuat dari dari beras ketan yang dicampur dengan parutan kelapa dan beberapa biji kacang, baik kacang tanah, kacang panjang maupun kacang hijau selain itu juga di kasih serai dan daun pandan, sehingga rasanya gurih dan agak pedas.
Baca Juga
Berikut Makna Filosofis Jenang Sapar
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Salah satu masyarakat Bangkalan Badriyah mengatakan, ter ater tajhin peddis sudah menjadi tradisi yang terus dilestarikan hingga saat ini. Menurutnya, saat bulan Muharram banyak masyarakat yang menyiapkan tanggal untuk membuat tajhin peddis.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
"Masyarakat sangat antusias jika mau membuat tajhin peddis. Mereka mengajak para tetangganya untuk membantu. Karena bagi mereka kebersamaan sangat penting," ujarnya kepada NU Online Jatim Rabu (10/07/2024).
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Dirinya mengungkapkan setelah selesai pembuatan, tajhin peddis kemudian diantar ke rumah tetangga. Per rumah diberikan 1 tajhin peddis.
"Pengemasan tajhin peddis berbeda-beda. Ada yang memakai piring yang dilapisi daun pisang, ada juga yang memakai styrofoam, tergantung yang membuat," tambahnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Badriyah menyebut tajhin peddis menjadi simbol bulan Muharram. Sebab di bulan ini, masyarakat Bangkalan seringkali mengucap tajhin peddis ketika ditanya mengenai bulan pertama di dalam kalender Islam.
"Tajhin peddis sudah menjadi ikon bulan Muharram bagi masyarakat Bangkalan," pungkasnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND