Malang Raya

Halaqah Fiqih Peradaban di Pesantren Al-Ishlahiyah Malang Soroti Aspek Keamanan Negara

Rabu, 28 Desember 2022 | 07:00 WIB

Halaqah Fiqih Peradaban di Pesantren Al-Ishlahiyah Malang Soroti Aspek Keamanan Negara

KH Imam Nakha'I saat memaparkan materi dalam Halaqah Nasional Fiqih Peradaban ‘Fikih Siyasah dan Kewarganegaraan’ di Pondok Pesantren Al-Ishlahiyah, Singosari, Kabupaten Malang, Selasa (27/12/2022). (Foto: NOJ/Istimewa)

Malang, NU Online Jatim

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terus menggelar Halaqah Fiqih Peradaban yang diselenggarakan di berbagai pesantren di tanah air. Ada 300 kegiatan Halaqah Fiqih Peradaban yang direncanakan hingga Maret 2023. Kali ini, Halaqah Nasional Fiqih Peradaban ‘Fikih Siyasah dan Kewarganegaraan’ dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Ishlahiyah, Singosari, Kabupaten Malang, Selasa (27/12/2022).

 

Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ishlahiyah sekaligus Rais Syuriah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Singosari, KH Abdul Hasib Mahfudz yang membuka kegiatan ini berharap Halaqah Nasional Fiqih Peradaban dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

“Halaqah Fiqih Peradaban ini penting diadakan, karena pengetahuan dalam ruang-ruang fiqh as siyasah dan kewarganegaraan perlu sekali untuk dibumikan dan disebarluaskan ke seluruh masyarakat,” tuturnya.

 

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

Kegiatan tersebut menghadirkan beberapa narasumber antara lain Gus Ahmad Syams Madyan, Nyai Hj Anisah Mahfudz, KH Imam Nakha'i dan Hj Iffatul Umniyati Ismail. Dalam kegiatan ini juga turut dihadiri Wakil Sekretaris Jenderal PBNU, KH Imron Rosyadi Hamid.

 

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Salah satu narasumber Halaqah Nasional Fiqih Peradaban, KH Imam Nakha'i menyampaikan bahwa hari ini muncul fiqih-fiqih yang sesuai dengan kondisi geografis dan sosialnya, maka hal itu dipahami sebagai gerak realitas yang dipandang dari aspek fiqih. 

 

“Aspek ummatan washatan itu menjadi kerangka dari moderasi beragama yang korelasinya  saling menyaksikan antara satu dengan yang lain agar saling berkontribusi. Objeknya adalah sosial. Sehingga kalimat syahidan setelahnya adalah bermakna hadir dan kontribusi,” tuturnya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

Ia juga menjelaskan bahwa negara yang berperadaban adalah negara yang sudah aman dan sejahtera. Dua hal ini menjadi, syarat dan masyrut. "Oleh karenanya, NU harus hadir dalam dua ruang yaitu ruang aman dan ruang sejahtera. Dengan kata lain harus memberi kesejahteraan dan rasa aman," tambah Kiai Nakha’i

 

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

Halaqah Nasional Fiqih Peradaban di Pondok Pesantren Al-Ishlahiyah, Singosari diikuti beberapa perwakilan dari 11 kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Malang bagian Utara. Di antaranya yaitu MWCNU Dau, Jabung, Karangploso, Kasembon, Lawang, Ngantang, Pakis, Poncokusumo, Singosari, Pujon, dan Tumpang.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND