Sidoarjo, NU Online Jatim
Wakil Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Zulfa Mustofa mengajak Ulama Uzbekistan untuk menggelar halaqah fiqih peradaban dengan ulama NU. Hal tersebut diungkapkan Kiai Zulfa saat mengisi halaqah fiqih peradaban di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny Buduran, Sidoarjo, Senin (24/10/2022).
“Beberapa waktu yang lalu saya didatangi Duta Besar (Dubes) dan Gubenur Bukhara Uzbekistan. Mereka bertanya apakah boleh mengikuti Muktamar Peradaban yang akan digelar oleh PBNU Januari mendatang. Saya jawab boleh,” katanya.
Khusus untuk Dubes, Kiai Zulfa menyarankan untuk mengikuti Forum R20 International Summit of Religious Leaders. Sedangkan untuk ulama-ulama Uzbekistan bisa mengikuti Muktamar Fiqih Peradaban. Beberapa hari setelah pertemuan tersebut, Kiai Zulfa dihubungi Dubes Uzbekistan untuk diajak ke negerinya.
“PBNU diajak ke Uzbekistan, semuanya gratis ditanggung oleh pihak Uzbekistan,” ucapnya.
Kiai Zulfa juga menginformasikan kepada Dubes Uzbekistan, acara Forum R20 International Summit of Religious Leaders yang akan digelar PBNU didukung oleh Rabithah Alam Islami.
“Kalau mengundang ulama NU ke Uzbekistan hanya untuk berziarah ke Imam Bukhari dan Syaikh Bahauddin an-Naqsyabandi sayang,” ujarnya.
Kiai Zulfa menyarankan untuk menggelar halaqah fiqih peradaban antara ulama NU dan ulama Uzbekistan. Usulan Kiai yang terkenal dengan syair-syairnya tersebut diterima oleh Dubes Uzbekistan dan saat ini telah diurus terkait teknisnya. Alasan NU menggelar acara demikian adalah karena visi Rais Aam adalah merawat jagat dan membangun peradaban.
“Kemudian diterjemahkan oleh Ketua PBNU, KH Yahya Cholil Staquf dengan mengadakan dua agenda besar yakni Muktamar Peradaban dan Forum R20 International Summit of Religious Leaders,” jelasnya.
Dengan dua agenda tersebut, jika ditanya tentang bukti NU merawat jagat dan membangun peradaban NU menunjukkan kitab yang menjelaskan sejak Syekh Abdurrauf Singkil hingga KH Hasyim Asy’ari, NU menganut faham yang toleran dan mencintai kedamaian.
“Jadi ada bukti berupa kitab bahwa NU teloran dan menginginkan kedamaian,” tandasnya.