Matraman

Direktur PD Pontren Kemenag: Pesantren Berkontribusi Besar dalam Pembangunan Bangsa

Kamis, 20 Februari 2025 | 18:00 WIB

Direktur PD Pontren Kemenag: Pesantren Berkontribusi Besar dalam Pembangunan Bangsa

Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Ditjen Pendis Kemenag RI, Basnang Said. (Foto: NOJ/Tangkapan Layar)

Pacitan, NU Online Jatim
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Ditjen Pendis Kemenag RI, Basnang Said, menyampaikan apresiasi atas peran penting pesantren dalam pembangunan bangsa Indonesia. Hal ini ia sampaikan dalam sambutannya pada acara Haflah Akhiriddirasah dan Wisuda Kelas III Madrasah 'Aliyah Salafiyah Mu'adalah Perguruan Islam Pondok Tremas, Rabu malam (19/02/2025).

"Tidak ada bangsa yang sehebat Indonesia. Kita bukan negara Islam, tetapi insyaallah negara bisa seperti ini karena peran-peran pesantren," ujar Basnang.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Ia mencontohkan bagaimana para peneliti asing kagum dengan kehidupan beragama di Indonesia, dimana toleransi dan kerukunan antar umat beragama terjalin dengan baik. Menurutnya, hal ini tidak lepas dari kontribusi pesantren dalam membentuk karakter masyarakat yang cinta damai.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

"Keamanan dan ketertiban di Indonesia ini adalah salah satu kontribusi pesantren. Jika tidak ada campur tangan pesantren di situ, maka kemudian pasti banyak konflik-konflik yang muncul di tanah air kita ," tuturnya.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Basnang juga menyoroti peran penting ulama dan pesantren dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Ia mengingatkan bahwa kemerdekaan yang dinikmati saat ini tidak lepas dari perjuangan para ulama dan santri.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

"Tidak ada kemerdekaan tanpa perjuangan. Dan kemerdekaan ini adalah perjuangan para ulama kita," katanya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

Ia juga menceritakan bagaimana para ulama dari kalangan pondok pesantren yang tergabung dalam Nahdlatul Ulama (NU) berjuang untuk kemerdekaan Indonesia tanpa pernah berpikir untuk menjadikan Indonesia sebagai negara Islam.

"Para ulama dari kalangan pondok pesantren yang tergabung dalam NU, mereka tidak pernah berpikir bahwa nanti kalau kita merdeka harus menjadi negara Islam, tidak pernah ada cita-cita yang seperti itu bagi mereka," jelasnya.

Basnang juga menyoroti peran pesantren dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Ia menyebutkan bahwa Presiden Joko Widodo pernah memuji kemampuan soft skill santri yang dinilai sangat kuat.

"Santri itu keren sekali, soft skill-nya sangat kuat, jujur apa adanya, mandiri, tidak neko-neko, tidak macam-macam, tidak mudah mundur dan tidak mudah putus asa," ujar Basnang.

Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di pesantren, termasuk melalui program Balai Latihan Kerja (BLK) dan pemberian dana abadi pesantren.

Basnang juga menjelaskan tentang Undang-Undang Pesantren yang memberikan pengakuan terhadap berbagai jenis pesantren, baik yang menyelenggarakan pendidikan formal, non-formal, maupun kesetaraan.

"Anak-anakku dimanapun sekolahnya nanti itu bagian dari undang-undang pesantren dan diakui oleh negara," terangnya.

Ia juga menyinggung tentang isu-isu yang berkaitan dengan pesantren, seperti kasus-kasus yang kurang bersahabat dengan pesantren. Ia meminta agar media lebih berhati-hati dalam memberitakan kasus-kasus tersebut dan tidak serta-merta mengeneralisir semua pesantren.

Kementerian Agama juga telah mengeluarkan keputusan tentang pedoman pesantren ramah anak. Basnang berharap seluruh pesantren dapat menerapkan pedoman ini untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi para santri.

“Terima kasih kepada Pondok Tremas atas kontribusinya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Kami berjanji akan terus memperjuangkan hak-hak pesantren, termasuk dalam hal bantuan dan program-program pemberdayaan,” pungkasnya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND