Matraman

Festival Media Pondok Jatim 2024: Kolaborasi Pesantren untuk Syiar Digital

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:00 WIB

Festival Media Pondok Jatim 2024: Kolaborasi Pesantren untuk Syiar Digital

Pemukulan gong oleh KH Muchtar Lubby, didampingi Kepala SMK Islam Blitar, H Shidiq. (Foto: NOJ/Suryani)

Blitar, NU Online Jatim

Festival Media Pondok Jawa Timur 2024 yang dirangkai dalam halaqah dan malam penghargaan resmi dimulai pada Rabu (25/12/2024) di Aula Pesantren Al-Muhsin & Bustanul Muta'allimin, Kota Blitar. Kegiatan tersebut dibuka secara simbolis dengan pemukulan gong oleh KH Muchtar Lubby, didampingi Kepala SMK Islam Blitar, H Shidiq.

 

Dalam sambutannya, KH Muchtar Lubby, yang akrab disapa Gus Lubby, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia mengucapkan terima kasih atas kepercayaannya.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

"Semoga ini menjadi perjumpaan yang berkesan dan membawa manfaat, maslahat, serta keberkahan bagi semua," katanya.

 

Ia juga berharap semoga MPJ Fest ke-5 ini bisa terus istiqamah, membawa perubahan, dan meningkatkan kualitas media pesantren se-Jawa Timur.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

“Di era seperti ini, media bukan sekadar untuk mengikuti tren, tetapi juga menjadi medan perjuangan yang harus siap mendukung para kiai,” tutur Gus Lubby kepada seluruh peserta halaqah.

 

Sementara itu, Ketua Umum Media Pondok Jawa Timur, Zainul Arifin, dalam sambutannya memaparkan profil singkat komunitas Media Pondok Jawa Timur yang kini memiliki 760 pesantren anggota dengan lebih dari 1.700 kru media. Ia juga menegaskan pentingnya keberadaan media pesantren di era digital saat ini.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

“Bermedia sosial di era ini sangat penting, bukan sekadar soal eksistensi kita di dunia  maya, tetapi tentang manfaat yang dapat kita berikan dan sebarkan kepada masyarakat. Keberadaan kita di media pesantren adalah wujud khidmah untuk menyebarkan ajaran agama dan nilai-nilai pesantren kepada khalayak,” ujar Zainul Arifin.

 

Halaqah tahun ini terbagi menjadi tiga komisi dengan pembahasan yang beragam. Komisi A membahas keorganisasian dengan pendamping Gus Baba Nahel dari Pesantren MHI Jember. Komisi B mengangkat tema-tema penting seperti “Pembully di Bui: Pesantren sebagai Rumah Pendidikan, Bukan Rumah Perundungan,” yang dipandu oleh ahli hukum dari Universitas Tribakti Lirboyo. Sementara itu, Komisi C fokus pada konten syiar media pesantren-pesantren Jawa Timur. 

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

Penulis: Sufiyani

ADVERTISEMENT BY ANYMIND