Matraman

Pengasuh Pesantren di Ponorogo Ini Jelaskan Makna Megengan

Selasa, 13 April 2021 | 09:00 WIB

Pengasuh Pesantren di Ponorogo Ini Jelaskan Makna Megengan

Megengan adalah tradisi yang dilakukan jelang Ramadlan. (Foto: NOJ/Z Muhammad)

Ponorogo, NU Online Jatim

Megengan merupakan kebiasaan sejumlah warga di Kabupaten Ponorogo. Hal itu sebagai bentuk syukur kehadirat Allah SWT dalam menyambut bulan suci Ramadlan yang penuh ampunan.

 

Tak hanya di masjid dan mushala, megengan juga digelar di pesantren. Salah satunya di Pondok Pesantren Sunan Kalijaga Puyut Indonesia, Desa Plalangan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Senin (12/04/2021). 

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

Kiai Muhammad Busro, pengasuh pesantren tersebut mengatakan megengan adalah tradisi masyarakat Jawa dalam menyambut bulan Ramadlan. Menurutnya, megengan diambil dari bahasa Jawa yang artinya menahan.

 

"Semacam lampu kuning, bahwa dalam waktu beberapa jam akan segera dilaksanakan berpuasa," katanya. 

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

Abah Busro sapaan akrabnya mengungkap menahan atau megengan sendiri memiliki makna luas. Yakni pertanda diwajibkannya bagi umat muslim untuk berpuasa. 

 

"Menahan untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat membatalkan puasa," paparnya. 

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

Abah Busro menjelaskan dengan mengadakan megengan di lingkungan pesantren dapat mengenalkan kepada santri akan budaya yang sudah lama ada dalam menyambut Ramadlan sebagai ungkapan syukur. Terlebih seiring berjalannya waktu tradisi megengan sendiri sudah mulai sedikit ditinggalkan. 

 

"Namun bagi masyarakat desa, tradisi ini masih sangat kental, melekat dan masih dianggap sakral," jelasnya. 

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

Abah Busro menambahkan megengan berada dalam ranah sosial-kultural atau kemasyarakatan dan kebudayaan yang mengacu pada aspek kemaslahatan dan tidak bisa dilabeli dengan istilah bid'ah. 

 

"Masyakarat membawa ambengan atau berbagai jenis makanan ke masjid dan mushala atau langgar untuk dimakan bersama dan sebelum dimakan, berdoa bersama. Ini kan bagus,"pungkasnya.

 

Editor: Syaifullah

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

ADVERTISEMENT BY ANYMIND